Kemendikbud: Hadapi Perubahan Teknologi, Anak Perlu Diberi Ruang Nikmati Belajar

17 November 2023 11:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak balita belajar dengan gadget. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita belajar dengan gadget. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kondisi pendidikan di Indonesia setiap tahunnya masih menjadi sorotan. Apalagi, di tengah perubahan zaman yang berfokus pada teknologi digital, maka diharapkan sekolah-sekolah termasuk tenaga pengajar beserta murid-muridnya dapat beradaptasi.
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkan hal tersebut, Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek, Drs. Zulfikri Anas M.Ed, menilai perlu ada transformasi belajar yang berpusat pada anak-anak. Sebab, anak-anaklah yang sebenarnya menjadi tokoh utama dalam dunia pendidikan.
"Beberapa lama ini, dunia pendidikan kita masih pro pada beberapa anak tententu. Kalau yang mau masuk sekolah tertentu, mereka harus kuat secara akademik dan nonakademik. Kita tidak ingin ada lagi yang seperti itu," ujar Zulfikri dalam acara peluncuran riset 'Penggunaan Sekolah Enuma dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Indonesia' oleh Sekolah Enuma, yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (16/11).
Padahal, Zulfikar menegaskan pemerintah terus berupaya agar setiap anak di Indonesia bisa mendapatkan akses pendidikan yang layak. Anak-anak juga dianggap masih memiliki dunianya tersendiri, sehingga orang dewasalah yang berperan untuk menguatkan potensi yang dimiliki masing-masing anak.
ADVERTISEMENT

Kata Kemendikbud soal Sekolah Enuma sebagai Alternatif Konten Belajar Siswa

Di sisi lain, ia menyebut salah satu tantangan dunia pendidikan saat ini adalah perubahan teknologi yang dinamis, canggih, dan cepat. Sehingga, inilah yang menjadi tantangan bagaimana anak-anak tetap bisa mengembangkan kemampuan literasi, numerasi, karakter, cara berpikir, dan pengembangan daya nalar di tengah perubahan pengetahuan serta teknologi yang canggih.
Maka dari itu, Zulfikar mengapresiasi hadirnya Sekolah Enuma yang mendukung pembelajaran literasi dan numerasi anak lewat ribuan kegiatan belajar, serta dikemas dalam satu aplikasi saja. Sekolah Enuma dikembangkan sejalan dengan Kurikulum Nasional dan Kurikulum Merdeka, dengan tujuan pembelajaran bagi anak-anak jenjang prasekolah hingga pendidikan dasar tingkat awal.
"Dengan hadirnya Sekolah Enuma, maka dapat memberikan ruang bagi anak-anak karena mereka bisa menikmati dan cinta belajar. Salah satunya dapat terlihat dari bagaimana proses belajar terjadi dari dorongan, minat, keinginan anak untuk terus belajar," kata Zulfikar.
ADVERTISEMENT
Meski ada aplikasi Sekolah Enuma, Zulfikar menegaskan tetap perlu diperhatikan bagaimana anak tetap bisa mengembangkan kemampuannya.
"Kalo anak itu logika, nalar, sikap, karakter, literasi, numerasinya berkembang dengan baik, maka salah satu yang diuntungkan adalah dunia industri. Karena mereka mendapat SDM yang dapat bersaing terhadap industri kita di masa depan," tuturnya.
Sekolah Enuma sudah digunakan di lebih dari 280 sekolah di Indonesia dan melibatkan 16.200 murid. Pada aplikasi Sekolah Enuma yang diterapkan di sekolah-sekolah, terdapat ribuan konten Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris.
Sekolah Enuma juga telah mengeluarkan hasil riset yang menunjukkan peningkatan hasil belajar setelah menggunakan aplikasi tersebut. Survei yang dilakukan terhadap 18 sekolah di Bekasi (Jawa Barat), Deli Serdang(Sumatera Utara), Magelang (Jawa Tengah), Ambon (Maluku), Nagekeo (NTT), dan Malinau (Kalimantan Utara).
ADVERTISEMENT
Hasil riset menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar hingga faktor pendukung belajar pada anak-anak yang menggunakan aplikasi tersebut. Misalnya, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan sebesar 10 persen, Matematika meningkat 8 persen, dan Bahasa Inggris meningkat 7 persen.
Jadi, Anda berminat menjadikan aplikasi Sekolah Enuma sebagai alternatif konten belajar si kecil, Moms?