Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG, Subsp. Onk., menyebut keputihan pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
Keputihan pada anak bisa terjadi karena infeksi setelah berenang, kotor setelah bermain tanah dan tidak bersih saat membilas kemaluan setelah buang air kecil atau buang air besar.
"Bisa diobati pakai antibiotik berspektrum, sehingga kita ambil lendirnya tanpa merusak selaput daranya. Kita ambil, kita lihat kumannya apa," ujar Dokter Fitriyadi kepada kumparanMOM.
Penyabab lain, kata Dokter Fitriyadi, yakni terkait Ph atau tingkat keasaman vagina anak. Jika Ph di bawah 7,4, keputihan pada anak bisanya disebabkan oleh infeksi jamur.
"Untuk pencegahan bisa pakai sabun khusus yang mengandung asam laktat seminggu sekali. Cara alami dengan minum yoghurt," ujar Dokter Fitriyadi.
Dikutip dari laman WebMD, sebetulnya keputihan mempunyai fungsi yang penting dalam sistem reproduksi wanita. Cairan yang dibuat oleh kelenjar di dalam vagina dan leher rahim membawa sel-sel mati dan bakteri. Keputihan menjaga vagina tetap bersih dan membantu mencegah infeksi.
ADVERTISEMENT
Keputihan adalah hal yang normal. Di sisi lain jumlah cairan yang keluar bisa berbeda-beda. Sementara aroma dan warna keputihan yang keluar tergantung pada siklus menstruasi.
Misalnya, keputihan akan lebih banyak saat sedang berovulasi, atau terangsang secara seksual. Sementara itu, aroma keputihan akan berhubungan dengan kebersihan badan.
Pakar menilai, kondisi-kondisi tersebut tak perlu dikhawatirkan. Namun, apabila warna, aroma dan jumlah cairan yang keluar sangat berbeda dari biasanya, Anda patut waspada. Terutama, jika vagina terasa gatal atau terbakar.