Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kenapa Balita Sering Cemburu Lihat Orang Tuanya Mesra seperti Anak Asmirandah?
24 Agustus 2023 9:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ada saja tingkah laku anak di usia balita yang sering membuat orang tua bertanya-tanya. Misalnya saja suka tiba-tiba cemburu saat melihat orang tuanya mesra, seperti anak Asmirandah , Chloe.
ADVERTISEMENT
Lewat salah satu unggahan di laman Instagram pribadinya, Asmirandah membagikan momen saat Chloe melarangnya mencium sang suami, Jonas Rivanno.
Dalam video tersebut, tampak Chloe langsung sigap menutup mulut Asmirandah yang hendak mencium suaminya. Chloe juga sempat mengatakan bahwa ayahnya adalah miliknya, bukan milik sang ibu. Wah, gemasnya!
“DILARANG. Pokoknya Mama nggak boleh cium-cium Papa, Papa cuma milik Chloe.. Oke kali ini aja yaa Mama ngalah,” kata Asmirandah dalam keterangannya.
Lantas, kenapa ya balita kerap bersikap seperti itu?
Alasan Balita Kerap Cemburu Melihat Orang Tuanya Mesra
Moms, ternyata dalam aspek perkembangan sisi sosial balita, si kecil memiliki rasa egosentris. Menurut psikolog anak, Irma Gustiana. A, M.Psi., segala sesuatu yang dia rasa mempunyai makna atau lekat secara emosional dengannya adalah miliknya sendiri.
ADVERTISEMENT
“Jadi nggak boleh itu dibagi-bagi sama orang lain. Makanya dia menunjukkan perilaku seperti itu. Ada rasa marah, cemburu, terhadap orang lain yang dirasa mengambil haknya,” jelas wanita yang kerap disapa Ayank itu pada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Sifat egosentris yang muncul pada balita adalah hal wajar dan merupakan bagian dari tumbuh kembang yang normal. Melalui fase egosentris, balita akan belajar untuk mengenal soal kepemilikan yang biasanya berkaitan dengan orang dewasa yang dicintainya, mainan, atau barang kesukaannya. Lebih jauh lagi, si kecil juga akan belajar soal privasi pada tahap ini, Moms.
Kendati demikian, Ayank mengingatkan agar orang tua sebaiknya tetap mengajari anaknya tentang konsep berbagi. Misalnya berbagi kasih sayang dengan orang tuanya, adik atau kakaknya, dan berbagi mainan dengan temannya.
ADVERTISEMENT
“Jadi walaupun secara alami dia menunjukkan sifat egosentrism, tetapi secara perkembangannya dia perlu dilatih untuk berbagi dengan orang lain. Karena kalau tidak, nanti dia jadi pribadi yang egois,” lanjut Ayank.
Caranya bisa dimulai dari hal sederhana seperti melibatkan anak dalam konteks saling menyayangi dan mencintai. Kalau ayah dan ibu ingin berpelukan di depan anak, bisa dengan mengajaknya ikut serta untuk berpelukan bersama juga. Beri tahu juga bahwa konsep seperti berbagi mainan, makanan, bergiliran juga termasuk dalam perilaku kasih sayang pada orang lain.