Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Malnutrisi Jadi Penyebab Turunnya Imunitas, Ini Tanda-tandanya!
18 September 2024 13:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Malnutrisi Jadi Penyebab Turunnya Imunitas
Moms, saat ini malnutrisi menjadi salah satu masalah kesehatan pada anak-anak dan ibu hamil di Indonesia. Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, mengungkapkan orang dengan malnutrisi harus segera ditangani.
Sebab, masalah malnutrisi ini dapat menyebabkan penurunan imunitas. Menurunnya daya tahan tubuh ini akan memperrumit proses penyembuhan.
Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, malnutrisi merupakan kondisi kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan asupan energi dan nutrisi. Sementara dampak malnutrisi ialah penurunan imunitas, gangguan mental, melemahnya kekuatan otot, hingga terganggunya fungsi jantung.
Di sisi lain, malnutrisi sering tidak terdeteksi dengan baik. Sehingga menyebabkan penanganan terlambat dan berujung pada peningkatan morbiditas (penyakit penyerta), serta kematian.
"Malnutrisi bukan hanya kekurangan gizi. Harus terdeteksi sejak awal saat pasien bertemu dokter. Malnutrisi bisa karena asupan, tapi juga bisa karena penyakit, contohnya kanker,’’ kata Prof. Ari dalam acara Pekan Sadar Malnutrisi 2024, Menteng, Jakarta Selatan, Selasa (17/9).
ADVERTISEMENT
Dari hasil Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan, angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 21,5 persen. Artinya hanya turun 0,1 persen jika dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar 21,6 persen.
Selain itu, berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization (FAO) kasus malnutrisi di Indonesia masih tergolong tinggi. Indonesia menduduki peringkat ketiga di Asia Tenggara.
Tanda Seseorang Mengalami Malnutrisi
Ada beberapa faktor pendorong tingginya kasus malnutrisi, yakni kurangnya akses terhadap pangan bergizi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, serta ketidakmerataan layanan kesehatan.
‘’Tanda mengenali malnutrisi yaitu rambut jadi gampang rontok, kulit kering, lidahnya sering sariawan, otot lemas, nggak kencang. Ini yang terlihat, tapi tentu dokter punya parameternya sendiri, ya,’’ tutur Prof. Ari.
Sementara Presiden Indonesian Nutrition Association/Perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA), Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) mengungkap hasil riset dari Center for Indonesian Studies (CIS). Ia menyebutkan bahwa 21 juta masyarakat atau setara 7 persen dari total populasi penduduk Indonesia, kekurangan gizi.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia kekurangan gizi dengan asupan kalori per kapita harian di bawah standar Kementerian Kesehatan yang sebesar 2.100 kkal.
"Malnutrisi, jika tidak dikenali dan diobati, dapat memperburuk kondisi kesehatan individu, terutama mereka yang berisiko seperti orang tua, penderita penyakit kronis, dan pasien dengan infeksi. Malnutrisi bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik dan meningkatkan risiko kematian, tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan biaya rawat inap dan rehabilitasi," tutup Dr. Luciana.