Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Masalah Pernikahan yang Umum Terjadi Setelah Punya Anak
14 September 2022 20:00 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 24 September 2022 20:59 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terkadang, proses adaptasi dengan tanggung jawab dan peran baru setelah memiliki anak bisa saja menimbulkan perdebatan antara suami istri. Menurut peneliti asal Binghamton University, Matthew Johnson, dalam bukunya yang berjudul 'Great Myths of Intim Relationships: Dating, Sex, and Marriage' seperti dikutip dari Very Well Mind mengungkapkan, masalah hubungan umumnya terjadi pada pasangan yang masih memiliki anak-anak kecil. Selain itu, diungkapkan juga ada penurunan kepuasan hubungan pernikahan setelah melahirkan anak pertama.
Sebagai seorang ibu, misalnya, Anda mungkin pernah merasakan lelah dan stres saat mengasuh si kecil. Efeknya, mood jadi naik turun dan pasangan pun bisa kena imbasnya. Selain itu, masalah pernikahan apa lagi yang umum terjadi setelah memiliki anak?
Masalah Pernikahan yang Biasa Terjadi Usai Punya Anak
1. Waktu Bersama Berkurang
ADVERTISEMENT
Setelah melahirkan, sebagian besar waktu akan tersita untuk mengasuh si kecil. Mulai dari menidurkan, memandikan, menyusui, hingga mengajaknya bermain. Rutinitas selama berjam-jam ini bisa secara alami mengurangi sedikit demi sedikit waktu untuk dihabiskan bersama suami. Bahkan, untuk sekadar beraktivitas bersama pun terkadang sudah kehabisan energi. Meski begitu, usahakan tetap luangkan waktu berdua pasangan agar Anda dan suami tetap terasa terhubung, Moms.
2. Lebih Sedikit Waktu Sendiri
Tak hanya bersama suami, waktu untuk diri sendiri juga sangat mungkin berkurang saat sudah menjadi orang tua. Ketika Anda kurang tidur atau tidak memiliki waktu untuk mengurus diri sendiri karena sibuk mengurus anak, maka seseorang bisa cenderung lebih mudah stres dan sensitif. Ketika salah satu atau Anda berdua mengalami hal ini dalam waktu lama, maka ikatan yang terjalin bisa terganggu.
ADVERTISEMENT
3. Merasa Menjalani Kewajiban Sendiri
Permasalahan pernikahan bisa terjadi ketika salah satu pasangan merasa sudah bekerja lebih keras mengasuh anak namun pasangannya justru tidak membantu atau bahkan mau berbagi tugas di dalam rumah tangga. Sehingga, hubungan terasa hanya menjadi usaha memenuhi kewajiban, dan bukan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
4. Keadaan Khusus
Beberapa pasangan mungkin saja mengalami keadaan khusus yang bisa menguji hubungan pernikahannya. Beberapa keadaan khusus yang dimaksud seperti anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan fisik dan mental, kebutuhan finansial yang tidak tercapai, hingga kurangnya dukungan dari orang-orang sekitar.
Namun, di balik berbagai permasalahan yang bisa terjadi, tetap ingat bahwa kehadiran anak juga kerap kali menambah kebahagiaan hubungan pernikahan, Moms. Setelah anak-anak sudah lebih besar, ditambah mereka mendapatkan pengasuhan yang tepat, maka kehidupan pernikahan Anda pun akan harmonis. Penelitian juga menunjukkan kehadiran anak bisa mengembangkan sikap altruisme atau naluri untuk memperhatikan dan mengutamakan kepentingan dan kebaikan orang lain, mengurangi risiko perceraian, dan menumbuhkan kepuasan atas hal-hal yang sudah dilakukan sebagai orang tua.
ADVERTISEMENT
Jadi, bila muncul masalah dalam pernikahan Anda setelah punya anak, cobalah untuk mengatasinya dengan cara mengelola stres, istirahat yang cukup, kehidupan yang seimbang, mendapatkan dukungan dari orang-orang sekitar, hingga jangan lupa untuk berkomunikasi dan menikmati lebih banyak waktu bersama suami.