Moms, Ini Fakta Subvarian Omicron Terbaru BA.2.75 Centaurus yang Sudah Masuk RI

19 Juli 2022 12:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fakta Subvarian Omicron Terbaru BA.2.75 Centaurus yang Sudah Masuk RI. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Fakta Subvarian Omicron Terbaru BA.2.75 Centaurus yang Sudah Masuk RI. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Di tengah naiknya kasus COVID-19, Indonesia kini tengah mewaspadai kemunculan subvarian Omicron terbaru BA.2.75 atau yang disebut 'Centaurus'. Disebut-sebut, subvarian BA.2.75 ini lebih menular dibanding subvarian sebelumnya lho, Moms.
ADVERTISEMENT
Hingga Senin (13/7), sudah terdeteksi sebanyak tiga kasus BA.2.75 di Indonesia. Bahkan, satu kasus menjangkiti seorang anak di Jakarta. Nah, sebagai bentuk kewaspadaan, ini hal-hal yang perlu diketahui dari subvarian Omicron 'Centaurus':

Hal-hal yang Perlu Diketahui dari Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus

1. Dilaporkan Pertama Kali di India
Ilustrasi virus corona di Bali. Foto: Nyoman Hendra Wibowo/Antara Foto
Seperti varian Delta, subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus pertama kali dilaporkan di India. Subvarian ini ditemukan pada Mei 2022. Saat ini subvarian Centaurus sudah menyebar ke beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jepang, Selandia Baru hingga Indonesia.
Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkategorikan subvarian BA.2.75 sebagai Variant of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring (LOC) atau tengah diawasi secara ketat. Meski begitu, nama Centaurus yang disematkan ini bukanlah nama resmi dari WHO, Moms.
ADVERTISEMENT
2. Gejala Subvarian BA.2.75
Berkaca dari kasus di India, gejala yang disebabkan BA.2.75 tidak jauh berbeda dengan subvarian sebelumnya, yaitu BA.4 dan BA.5. Secara umum, gejala yang ditimbulkan antara lain mengalami sakit kepala, demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak napas, hingga kelelahan.
3. Potensi Ancaman
Siswa mengikuti vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun di SD Negeri 2 Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Selain itu, subvarian ini pun juga memiliki kemampuan immune escape atau dapat menghindar dari deteksi antibodi. Itu artinya, seseorang yang sudah terbentuk kekebalan imunitasnya tetap dapat terinfeksi COVID-19 subvarian ini.
Para ahli mengungkapkan belum dipastikan apakah BA.2.75 ini bisa lebih atau kurang parah dibandingkan infeksi varian COVID-19 sebelumnya. Termasuk juga ancaman keparahannya. Namun, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut pertumbuhannya yang jauh lebih cepat dibanding BA.5.
ADVERTISEMENT
4. Tiga Kasus Terdeteksi di Indonesia
Setidaknya sudah ada tiga kasus Omicron BA.2.75 yang terdeteksi di Indonesia, dengan rincian dua kasus di Jakarta dan satu kasus di Bali. Berikut rincian ketiga kasus tersebut:
5. Segera Vaksinasi Booster
Bagi Anda yang sudah divaksinasi namun terinfeksi COVID-19, tetap tenang karena gejala yang ditimbulkan cenderung ringan atau bahkan tanpa gejala sama sekali. Selain itu, meski disebut berpotensi lebih mudah menular, Anda bisa melakukan pencegahan dengan segera melakukan vaksinasi booster ya, Moms.
“Lebih mudah menular, tapi bisa dicegah dengan protokol kesehatan dan keparahan bisa ditekan dengan booster. Enggak usah cemas,” jelas Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono.
ADVERTISEMENT