Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Moms, Yuk Pahami Tips Ini Sebelum Pilih Babysitter untuk Anak!
1 April 2024 12:56 WIB
ยท
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya Moms, memilih babysitter yang amanah dan dapat memahami pekerjaannya perlu dilakukan agar lebih selektif. Namun, kekhawatiran ketika memutuskan memakai jasa babysitter juga dialami oleh beberapa orang tua. Misalnya, khawatir dengan potensi terjadinya kekerasan atau penelantaran dari babysitter.
Agar lebih aman, maka Anda perlu menjalani beberapa tahapan sebelum akhirnya memutuskan memilih babysitter untuk membantu menjaga si kecil.
nannycheck.id --sebuah jasa konselor dan asesor babysitter, ART, dan nanny, membagikan tips untuk memilih babysitter yang tepat. Sebagai seorang konselor, Romi Calmaria Datubara menyebut ada tujuh tahapan dalam proses wawancara babysitter. Langkah-langkah ini juga dapat Anda ikuti sebagai pedoman mencari pengasuh. Apa saja?
Yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Mencari Babysitter
1. Kenali Asal-usulnya
ADVERTISEMENT
Umumnya, babysitter akan ditawarkan melalui iklan yayasan, makelar atau rekomendasi teman. Apa pun metodenya, Anda wajib mengenali calon pengasuh dengan baik.
Ketika kenal dari orang lain, bisa tanyakan apa kelemahan si calon pengasuh. Kemudian, kalau lewat yayasan, Anda bisa mengecek rekam jejaknya selama bekerja, termasuk melihat akurasi datanya. Jangan sampai terjadi apa yang ditulisnya pada CV justru berbeda dengan pekerjaan yang sebenarnya.
Kemudian, kenali juga latar belakang atau kampung halaman si calon pengasuh. Dengan begitu, Anda akan dapat memilih gaya komunikasi yang aman dan nyaman. Pengenalan budaya ini juga sekaligus untuk menyesuaikan dengan budaya yang diterapkan pada keluarga Anda.
2. Kenali Latar Belakang Keluarganyanya
Mengenal latar belakang keluarganya juga merupakan proses yang penting. Misalnya, status pernikahan atau hubungan dengan anak-anaknya sendiri. Contohnya, apakah mereka sedang menanggung beban keuangan tersendiri. Sebab, hal itu akan mempengaruhi cara calon babysitter mengasuh anak Anda kelak.
ADVERTISEMENT
3. Kenali Usianya
Usia juga sangat mempengaruhi psikis calon pengasuh. Misalnya, bila calon babysitter masih berusia 18 tahun, umur tersebut terbilang masih sangat remaja di mana pertumbuhan otaknya masih berkembang.
Sementara contoh lainnya, yakni calon babysitter sudah berusia 25 tahun dan belum menikah, maka masih mungkin ada tekanan dari keluarga hingga ketidakstabilan dalam emosinya.
"Lakukan dengan medical check up juga, salah satunya check TBC. Pastikan aman karena anak sangat rentan imunitasnya. Apalagi kalau usianya sudah berumur 40, 50 cek apakah ada diabetes jadi cepat lelah, hipertensi, jadi begadang kan bisa buat tensi nggak stabil," ujar Romi kepada kumparanMOM.
4. Kenali Statusnya
Kemudian cari tahu apakah calon babysitter tersebut memiliki anak juga di rumah. Anda bisa menggali apakah dia bisa bekerja jauh dari anak-anaknya, terutama yang masih berusia kecil.
ADVERTISEMENT
Sebab, orang tua yang bekerja jauh dari buah hatinya cenderung akan lebih mudah merasa rindu dan mengingat anak mereka. Dan pastikan juga bila dia siap bekerja dan meninggalkan anak-anaknya di kampung halaman, maka keluarganya juga dapat mendukung.
"Saat mengasuh anak majikan, pikirannya di mana, fisik tubuh di mana nggak fokus, jadi anak bisa saja jatuh. Anak Anda dalam risiko karena banyak pikiran terhadap anaknya sendiri," tuturnya.
5. Kenali Keahliannya
Anda juga dapat mencari informasi apakah calon babysitter tersebut memiliki sekadar pengalaman melakukan pekerjaan serupa, atau justru telah memiliki sertifikat. Di sisi lain, tidak ada salahnya bila Anda mencari pengasuh yang pengalaman kerjanya sudah di beberapa tempat yang berbeda.
"Jadi kita lihat dia satu tahun ke atas tidak, durasi kerjanya ada di beberapa tempat. Jangan di-hire untuk anak newborn tapi pengalaman kerjanya anak balita. Nanti tidak efektif. Bisa tanya majikan-majikan mereka sebelumnya," kata Romi.
ADVERTISEMENT
6. Kenali Kondisi Kesehatan Mentalnya
Selain itu, penting pula mencari tahu tentang kepribadiannya. Apakah orangnya tertutup, terbuka, atau mudah emosi. Anda juga bisa melihat sisi lainnya, seperti seberapa inisiatif dan jujur dalam sehari-hari, atau potensi perilaku buruk yang dapat muncul di kemudian hari.
Dengan begitu, Anda akan tahu ketika sudah mengasuh si kecil, apa risiko yang akan mungkin muncul. Kemudian cari tahu juga cara komunikasi seperti apa yang efektif bersama dia.
"Setelah melakukan assesment ini, Anda bisa mereview apakah siap dengan risikonya. Karena anak yang sehat sejak dini mentalnya, itu mempengaruhi pemimpin-pemimpin ke depan," imbuhnya.
7. Kesepakatan di Awal
Yang tidak kalah penting adalah jelaskan kesepakatan pekerjaan, gaji, hingga fasilitas apa saja yang akan diberikan apabila mereka bekerja dengan Anda. Jelaskan pula etika dan budaya dalam keluarga. Misalnya, bagaimana harus bersikap ketika di rumah ada mertua, sifat suami dan keluarga terdekat, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Jelaskan juga tentang harapan keluarga Anda dengan kehadiran dia, hingga durasi kontrak bekerja.
"Juga kasih tahu kita fokus agar mental anak kami sehat. Jadi kami tidak mau ada kekerasan di rumah. Kekerasan bukan hanya dipukul, tapi ngobrol ada ancaman kami tidak mau, misalnya," ungkapnya.
8. Cari Review di Media Sosial
Anda juga bisa mengecek ke akun-akun di media sosial yang sering berbagi informasi tentang track record babysitter.
9. Libatkan Asesor Babysitter
Dan terakhir, bila Anda cukup kebingungan untuk melakukan wawancara dengan calon babysitter yang dituju, Anda bisa melibatkan lembaga terpercaya untuk asesmen babysitter agar lebih yakin ya, Moms!