Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, aktris sekaligus ibu dari empat anak Nadia Mulya mengumumkan kabar duka. Ya, istri dari Dastin Mirjaya Mudijana ini mengatakan bahwa dirinya mengalami keguguran pada 1 Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Memang, sebelumnya Nadia sengaja merahasiakan kehamilan kelimanya ini dari kerabat, keluarga, bahkan anak-anaknya. Hanya Nadia, sang suami, dan dokter yang mengetahui akan hal tersebut. Alasannya, karena faktor usia dirinya yang sudah menginjak 40 tahun, ditambah situasi pandemi virus corona yang belum juga usai hingga saat ini.
"Kami berencana merahasiakan hingga kehamilan sudah cukup besar dan kuat. Selama itu aku dan suami memanggilnya Peanut, dan kami membayangkan bagaimana makin ramai dan serunya rumah dengan 5 anak! Ya, dari dulu aku bercita-cita punya keluarga besar, 6 bahkan adalah jumlah anak yang aku impikan sedari gadis," tulis Nadia Mulya dalam laman resminya mamudmaskin(dot)com.
Mengaku sudah berusaha agar kehamilannya tetap sehat, mulai dari olahraga, minum vitamin, dan rajin periksa ke dokter, tapi pada suatu ketika rupanya ia mendapatkan informasi dari dokter bahwa calon anak kelimanya itu ada indikasi kelainan. Hingga pada akhirnya, janinnya pun tak berkembang dalam kandungan di usia kehamilan sekitar 15 minggu.
ADVERTISEMENT
"Kami harus menghadapi kenyataan pahit bahwa si kecil yang kami beri panggilan 'Peanut' tidak berkembang di usia kandungan 15 minggu. Aku harus merelakannya...," tulisnya dalam salah satu unggahan di Instagram-nya @/mamudmaskin.
Nadia Mulya Pernah Alami Keguguran Sebelumnya
Singkat cerita, juara kedua Puteri Indonesia 2004 ini tetap mengingat bahwa ini semua adalah rencana terbaik dari Tuhan. Ia pun sadar betul bahwa keguguran merupakan hal yang wajar terjadi pada ibu hamil. Terlebih, ia menuturkan dirinya pernah alami keguguran sebelum hamil anak ketiganya, Delmar. Sehingga, hal ini membuatnya jadi lebih kuat dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang akan ia alami saat hamil.
"Kepada para Mama lain yang mengalami hal serupa, ini bukan salah kamu. Keguguran akibat kondisi janin yang tidak mungkin diselamatkan lagi, tidak mungkin bisa Mama hindari. I am sending you my thoughts, prayers, and love. Sesakit dan sekosongnya perasaan hati, yakini ini adalah jalan terbaik yang diatur oleh Tuhan, Sang Pemilik Hidup. Dan ingat bahwa ada malaikat kecil yang akan selalu menjagamu dan menantikanmu di surga," pungkasnya.
Risiko Hamil atau Melahirkan di Atas Usia 40 Tahun
Melihat kondisi yang dialami Nadia Mulya, keguguran pada umumnya rentan terjadi di usia kehamilan trimester pertama dan kedua. Ditambah, faktor usia Nadia yang kini sudah menginjak 40 tahun. Hal inilah yang menyebabkan kehamilannya semakin berisiko.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Medical News Today, di usia 40 tahun ke atas biasanya kualitas kromosom ibu tak sebaik saat masih berusia muda. Oleh sebab itu, ibu perlu waspada, sebab anak lebih berisiko mengalami kromosom, misalnya.
Selain soal kromosom, ibu yang hamil atau melahirkan di atas usia 40 tahun juga lebih berisiko mengalami preeklamsia, diabetes gestasional, risiko kelahiran prematur, keguguran, gangguan pada plasenta, hingga risiko bayi lahir mati (stillbirth). Bahkan kelainan genetik pada bayi pun akan meningkat di usia ini, Moms. Pada ibu berusia 40 tahun misalnya, peluang memiliki anak dengan down syndrome sekitar 1 dari 100 kehamilan dan pada usia 45 tahun meningkat menjadi 1 dari 30 kehamilan.
Penyebab Umum Keguguran yang Perlu Diwaspadai
American Pregnancy Association (APA) dalam laman resminya menjelaskan bahwa keguguran menjadi masalah yang kerap dialami 10-25 persen ibu hamil yang kandungannya bermasalah. Namun, perlu Anda ketahui bahwa penyebab keguguran bisa terjadi karena berbagai faktor dan bisa saja tak sama pada tiap calon ibu. Berikut ini kumparanMOM merangkum beberapa penyebab umumnya:
ADVERTISEMENT
1. Usia
Semakin tua ibu merencanakan kehamilan, maka semakin tinggi pula risiko ia akan mengalami keguguran. Hal ini disebabkan oleh kondisi fisik ibu yang menurun akibat bertambahnya usia.
2. Infeksi
Adanya infeksi yang menyerang alat reproduksi ibu dapat menyebabkan keguguran pada janin. Rubella dan toksoplasma menjadi beberapa infeksi yang dapat meningkatkan terjadinya keguguran.
3. Gaya Hidup Tidak Sehat
Ibu hamil penting sekali menjaga gaya hidup yang sehat. Karena jika gaya hidup ibu hamil tidak sehat, hal ini dapat berdampak pada bayi dalam kandungannya. Untuk itu, salah satu caranya adalah menerapkan gaya hidup sehat yang melingkupi makan makanan bergizi, olahraga, dan hindari rokok.
4. Struktur Rahim
Struktur rahim yang tidak normal dan cenderung membahayakan janin juga bisa meningkatkan risiko keguguran, Moms.
ADVERTISEMENT
5.Kelainan Genetik
Kondisi gen pada janin bergantung pada kondisi gen kedua orang tuanya. Apabila terdapat kelainan kromosom pada orang tua dan diturunkan pada janin, maka janin juga dapat berisiko memiliki kelainan kromosom.
6. Riwayat Keguguran
Ibu yang pernah mengalami keguguran di kehamilan sebelumnya, akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami keguguran di kehamilan selanjutnya.
Nah Moms, bila tengah hamil, waspadai lah hal-hal tersebut di atas. Semoga kehamilan Anda senantiasa sehat dan kita doakan juga kesehatan bagi Nadia Mulya sekeluarga.