Pasang KB Sebelum 40 Hari Setelah Melahirkan, Aman Enggak Ya?

1 Maret 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KB suntik. Foto: Akkalak Aiempradit/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KB suntik. Foto: Akkalak Aiempradit/shutterstock
ADVERTISEMENT
Setelah melahirkan, mungkin Anda terpikir untuk segera menggunakan alat kontrasepsi atau KB. Sehingga Anda dapat fokus mengurus anak yang baru lahir tanpa khawatir 'kebobolan'.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, jarak antar kelahiran memang perlu diatur demi kesejahteraan ibu dan bayi. Para ahli juga merekomendasikan setidaknya seorang ibu harus menunda minimal 18 bulan setelah melahirkan sebelum merencanakan kehamilan berikutnya.
Lantas kapan sebaiknya waktu yang tepat untuk memasang KB? Apakah aman untuk memasang KB sebelum 40 hari setelah melahirkan? Sebab beberapa ibu masih mengalami nifas dalam 40 hari setelah melahirkan.

Amankah Pasang KB Sebelum 40 Hari Setelah Melahirkan?

Ilustrasi dokter menjelaskan pemasangan KB IUD. Foto: Rabizo Anatolii/Shutterstock
Nah Moms, sebelum memutuskan untuk memasang KB, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Menurut dokter spesialis kandungan dan kebidanan dr. Dyana Safitri Velies, Sp.OG, M.Kes, yang pertama perlu dilakukan adalah mencari tahu kelebihan dan kekurangan berbagai macam alat kontrasepsi. Sehingga Anda dapat menentukan alat kontrasepsi mana yang paling cocok untuk Anda dan suami.
ADVERTISEMENT
Tapi secara umum, alat kontrasepsi bisa dipasang sebelum 40 hari. “Contohnya implan, kalau mau masang (alat kontrasepsi) implan kapan pun bisa (baik sebelum atau sesudah 40 hari pasca melahirkan),” ujar dr Dyana beberapa waktu lalu.
Dokter yang praktik di Siloam Hospital Tangerang ini menuturkan, keuntungan dari memasang alat kontrasepsi implan setelah melahirkan, lebih tepatnya sebelum pulang dari rumah sakit, adalah Anda tidak perlu kontrol lagi, Moms. Kontrol selanjutnya dilakukan satu minggu saat Anda datang untuk kontrol pascamelahirkan.
Alat kontrasepsi jenis IUD atau spiral juga dapat dipasang sebelum atau setelah 40 hari melahirkan. Namun bedanya adalah ketika alat kontrasepsi IUD atau spiral dipasang setelah melahirkan maka setelah 40 hari sesudahnya tinggal potong benang saja.
ADVERTISEMENT
Kemudian, bila ibu takut menghadapi proses pemasangan alat kontrasepsi, maka memasang setelah melahirkan menjadi jawaban yang tepat. Sebab, lebih minim rasa sakit.
“Kalau ibu melahirkan caesar pun lebih tidak terasa lagi saat dipasang. Baru setelah 40 hari tinggal potong benang,” tambah dr Dyana.
Sementara untuk ibu yang tidak merasa terganggu dengan yang ditimbulkan dari pemasangan alat kontrasepsi IUD atau spiral berarti juga tidak bermasalah dengan kapan waktu pemasangannya. Dipasang sebelum 40 hari boleh, setelah 40 hari melahirkan juga tidak apa-apa, Moms.
Ilustrasi KB IUD Foto: Image Point Fr/Shutterstock
Meski begitu, dr Dyana menuturkan, KB IUD yang dipasang langsung setelah lahiran, bisa saja terbawa oleh darah nifas. Apalagi jika darah nifas keluar dalam jumlah banyak. Maka risiko alat kontrasepsi keluar makin besar.
ADVERTISEMENT
“Namun ya kembali lagi ke yang mau masang, takut enggak pas proses pemasangan,” jelas dr Dyana.
Walau demikian, bukan berarti darah nifas menjadi penyebab utama alat kontrasepsi bisa keluar, Moms. Ada juga faktor lain yang menyebabkan alat kontrasepsi hilang, misalnya benang keluar dengan sendirinya kemudian ibu yang tidak tahu justru menariknya.
“Tapi sebetulnya bisa dipasang sebelum atau setelah lahiran kok,” tandasnya,
Jangan pula termakan mitos yang mengatakan saat menggunakan KB spiral, maka aktivitas Anda perlu dibatasi. dr Dyana memastikan bahwa anggapan itu tak benar. Ibu yang menggunakan KB spiral atau IUD tetap bisa bebas melakukan aktivitas seperti biasa, pun olahraga berat juga boleh dilakukan.