Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Menjaga kondisi plasenta selama kehamilan merupakan hal yang penting. Apalagi, plasenta merupakan organ vital yang bertugas untuk mengantarkan asupan nutrisi dan oksigen ke bayi di dalam kandungan dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil .
ADVERTISEMENT
Meski begitu, beberapa ibu hamil mungkin berisiko mengalami masalah plasenta termasuk solusio plasenta, plasenta previa dan plasenta akreta yang membahayakan kehamilannya. Nah, bagaimana dengan pengapuran plasenta ? Apakah hal itu normal terjadi pada ibu hamil?
Apakah Pengapuran Plasenta pada Ibu Hamil Normal?
Normal atau tidaknya pengapuran plasenta pada ibu hamil tergantung pada waktu terjadinya, Moms. Dikutip dari FirstCry Parenting, Ahli Obstetri dan Ginekologi dari India Dr. Sabiha Anjum, MBBS., DGO., menjelaskan bahwa pengapuran plasenta dianggap normal bila terjadi pada usia kehamilan 37-42 minggu sebagai proses penuaan fisiologis plasenta.
Pada usia kehamilan tersebut, janin sudah berada dalam usia matang, sehingga pengapuran plasenta tidak akan memberikan risiko buruk bagi ibu maupun bayi di dalam kandungan. Bila plasenta sudah mulai mengapur, itu tandanya bayi sudah siap untuk dilahirkan dalam kondisi sehat dan memiliki berat badan yang ideal.
ADVERTISEMENT
Namun, hal ini menjadi berbeda ketika pengapuran plasenta terjadi sebelum usia kehamilan menginjak 37 minggu. Kondisi ini biasanya disebut dengan pengapuran plasenta dini atau prematur. Hal tersebut terjadi karena adanya endapan kalsium di dalam plasenta yang kemudian menghalangi suplai oksigen dan nutrisi untuk janin.
Oleh sebab itu, pengapuran plasenta yang terjadi lebih awal justru bisa menimbulkan risiko bahaya bagi ibu dan bayi di dalam kandungan. Pengapuran plasenta dini dapat menyebabkan hambatan tumbuh kembang janin, kelainan janin, kelahiran prematur, hingga kematian janin. Selain itu, ibu juga berisiko mengalami pendarahan parah setelah melahirkan bayi.