Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahkan menurut data Badan Kesehatan Dunia atau WHO, setiap tahun hampir 41 persen dari semua penyebab balita meninggal di dunia, terjadi pada bayi baru lahir, yakni bayi dalam 28 hari pertama kehidupan atau masa neonatus.
Lalu, apa saja sebenarnya penyebab-penyebab yang membuat bayi baru lahir meninggal?
Penjelasan soal Penyebab Bayi Baru Lahir Meninggal
1. Kelahiran Prematur
Menurut WHO, 28 persen penyebab bayi baru lahir meninggal akibat kelahiran prematur. Biasanya kelahiran prematur terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan, sehingga membuat berat badan bayi yang dilahirkan terlalu rendah, rata-rata kurang dari 2.500 gram.
Mengutip Very Well Family, bayi yang dilahirkan prematur, sering kesulitan melawan infeksi karena sistem kekebalannya belum sepenuhnya terbentuk. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko pneumonia, sepsis (infeksi darah), dan meningitis (infeksi selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang).
ADVERTISEMENT
Berat badan lahir rendah juga dapat meningkatkan risiko kematian akibat perkembangan organ yang belum matang, sehingga mengakibatkan gangguan pernapasan atau perdarahan intraventrikular, yaitu perdarahan di dalam dan sekitar ventrikel atau ruang berisi cairan di otak.
2. Asfiksia
Masih menurut WHO, 23 persen penyebab bayi baru lahir meninggal akibat asfiksia. Asfiksia ini terjadi ketika bayi tidak menerima oksigen yang cukup saat lahir, yang berpotensi menyebabkan kesulitan bernapas. Itu bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah lahir.
Pasokan oksigen yang tidak mencukupi ke tubuh dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen atau penumpukan asam berlebih dalam darah bayi. Efek ini dapat mengancam jiwa dan memerlukan perawatan segera.
Sebenarnya, dalam kasus ringan atau sedang, bayi dapat pulih sepenuhnya. Namun, pada kasus yang parah, asfiksia saat lahir dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan organ tubuh atau berakibat kematian.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa penyebab mengapa bayi bisa mengalami asfiksia seperti dikutip dari Medical News Today:
ADVERTISEMENT
3. Pneumonia
Pneumonia pada bayi baru lahir, mengacu pada perubahan inflamasi pada sistem pernapasan yang disebabkan oleh infeksi. Mengutip dari Radio Pedia, 10 persen penyebab bayi baru lahir meninggal akibat penyakit ini.
Penyebab pneumonia bisa karena paparan organisme yang terjadi dalam beberapa kasus seperti ketuban pecah lebih dari 6 jam sebelum melahirkan, persalinan lama dan rumit, bayi prematur, dan gangguan kekebalan.
Tanda dan gejala bayi baru lahir yang memiliki pneumonia yakni takipnea, resesi dada, apnea, gangguan pernapasan, hingga batuk. Jika memang bayi Anda memiliki ciri-ciri pneumonia, lebih baik langsung datang ke rumah sakit supaya bisa segera ditangani, Moms.
4. Komplikasi Plasenta dan Tali Pusat
Plasenta adalah organ dalam rahim yang memasok darah dan nutrisi yang dibutuhkan janin untuk bertahan hidup. Sementara tali pusat adalah yang menghubungkan antara ibu dengan plasenta, di mana tali pusat juga memberikan oksigen dan nutrisi sekaligus membuang produk limbah seperti karbon dioksida.
ADVERTISEMENT
Dua komplikasi yang biasanya membuat bayi baru lahir meninggal adalah infark plasenta, yakni area jaringan mati yang membuat janin kehilangan darah. Lalu yang kedua adalah insufisiensi plasenta, di mana plasenta gagal tumbuh sehingga tidak lagi mendukung perkembangan janin.
Penyebab umum bayi baru lahir meninggal akibat tali pusat juga bisa karena prolaps, di mana tali pusat terlepas dari leher rahim dan membungkus bayi. Lalu bisa juga karena tali pusat melilit leher bayi atau karena simpul tali pusat.
5. Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)
Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), adalah kematian mendadak yang tidak dapat dijelaskan. Karena, bayi biasanya tampak sehat dan usianya kebanyakan di bawah 1 tahun. Meskipun penyebab SIDS tidak diketahui, banyak yang percaya bahwa ini terkait dengan cacat pada bagian otak bayi yang mengatur pernapasan dan tidur bayi.
ADVERTISEMENT