Pesan Dokter untuk Ortu Bayi Prematur: Jangan Stres, Tak Usah Beli Timbangan

22 November 2024 13:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kakak Sayang Adik Bayi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kakak Sayang Adik Bayi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Melahirkan bayi prematur berarti orang tua perlu mempersiapkan diri dalam membesarkannya. Sebab, bayi lahir prematur rentan mengalami masalah kesehatan karena organ tubuhnya yang belum berkembang dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
Menurut Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Tumbuh Kembang RSIA Bunda, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), pemantauan tumbuh kembang bayi prematur memang penting. Tetapi, jangan sampai membuat para orang tua mengalami kekhawatiran berlebih akibat pertumbuhan yang belum seperti bayi lahir cukup bulan.
"Pertumbuhan yang dilakukan pemantauan sehari-hari, seperti berat badan, panjang badan, lingkar kepala. Karena bayi prematur rentan mengalami gangguan pertumbuhan. Biasanya ibu-ibu keluar dari NICU yang pertama kali dibeli adalah timbangan. Akhirnya dia stres, ASI-nya berkurang," tutur Prof. Rini dalam media briefing World Prematurity Day yang digelar RSIA Bunda Jakarta, Rabu (20/11).
Padahal, menurut Prof. Rini, pemantauan pertumbuhan tubuh bayi lebih ideal dilakukan oleh tenaga kesehatan saja, Moms. Termasuk pengukuran dan memastikan apa saja imunisasi yang akan didapatkan si kecil.
ADVERTISEMENT
"Yang harusnya nimbang itu nakes. Ayah ibu enggak usah beli timbangan, cukup di RS. Begitu juga panjang badan. Pokoknya jangan membuat stres ibunya, supaya bisa merawat bayinya dengan baik," ucap dia.
Ilustrasi bayi lahir prematur. Foto: Thinkstock
Sementara itu, orang tua bisa berpegangan pada Buku KIA untuk Bayi Kecil yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan. sehingga, bisa dimanfaatkan untuk informasi pelayanan dan perawatan untuk bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan di bawah 37 minggu.
Dalam buku tersebut, Anda mendapat panduan yang digunakan sejak bayi lahir hingga setelah bayi mencapai usia kehamilan 50 minggu atau usia koreksi 10 minggu.
"Intinya, pemantauan tumbuh kembang itu penting sekali. Yang paling gampang bisa dilihat di buku KIA untuk pencapaian pertumbuhan perkembangan. Anak lahir prematur masih harus dipantau sampai minimal usia 7 tahun. Kalau ada masalah, segera konsultasikan. Karena kadang orang tua datang anak sudah memiliki keterlambatan," tegas Prof. Rini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Dokter Spesialis Anak Konsulen Gastroenterologi Hepatologi RSIA Bunda, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) mengingatkan pentingnya dukungan dari orang-orang di sekitar orang tua dengan bayi prematur.
Ia meyakinkan bahwa tenaga kesehatan akan selalu berupaya membantu para ibu, yang salah satunya dukungan pemberian ASI kepada bayi-bayi, termasuk yang lahir prematur.
"Makanya, ibu menyusui butuh support full dari semua pihak. Bisa juga mencari bantuan dari konselor laktasi, perawatan metode kanguru, dukungan emosional. Semua harus dipelajari dan didukung, sehingga ibu bisa menghasilkan ASI dalam jumlah cukup," tutup dr. Ariani.