Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada ibu yang tidak memiliki masalah menyusui, metode direct breastfeeding yang dilakukan secara langsung sangat direkomendasikan. Metode ini dapat memberikan manfaat bagi kesehatan bayi, mulai dari mengurangi risiko infeksi dan penyakit lainnya, mencegah penyapihan dini, hingga meningkatkan bonding ibu dan anak. Dan tentunya, menyusui secara langsung sangat mudah dan praktis dilakukan, selama dilakukan dengan cara yang tepat.
Namun, kini ada metode lain yang memungkinkan ASI dikonsumsi dengan cara lain: freeze-dried atau ASI yang dibekukan lalu dikeringkan. Apa maksudnya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Penjelasan soal ASI Beku Dikeringkan
ASI yang diperah dan dibekukan harus disimpan dengan cara yang tepat, sehingga kondisinya tetap baik saat dikonsumsi bayi. Ibu juga perlu memastikan ASI perah harus tetap dalam kondisi segar.
ADVERTISEMENT
Namun, adanya ASI yang dikeringkan jadi bubuk jadi menimbulkan banyak pertanyaan: Bolehkah dikonsumsi bayi? Bagaimana keamanannya?
Dikutip dari laman Parents, ASI beku-kering adalah proses mengubah ASI perah menjadi berbentuk bubuk. ASI terlebih dahulu dibekukan pada suhu -40 hingga -50 derajat celcius, kemudian ASI dimasukkan ke deep vacuum untuk melepaskan udara di dalamnya.
Kemudian ASI akan mengalami sublimasi, atau proses mengubah zat padat menjadi gas tanpa melalui fase cair, meninggalkan bubuk yang tidak mengandung uap air. Setelah kandungan air dihilangkan seluruhnya, ASI akan berbentuk seperti bubuk halus. Bila dilihat secara kasat mata, bentuknya akan menyerupai susu formula.
Dan sebelum diberikan kepada bayi, ASI harus dilarutkan seperti susu formula. "ASI harus dilarutkan kembali, artinya jumlah air yang [jumlahnya] tepat harus dicampur kembali ke dalam ASI bubuk," ungkap Direktur Neonatologi Pediatrik Staten Island University Hospital, Amanda Rahman, DO, seperti dikutip dari Very Well Family.
Beberapa pertimbangan ASI beku-kering ini dilakukan oleh beberapa orang, yakni:
ADVERTISEMENT
1. Memperpanjang umur penyimpanan. ASI perah disarankan untuk disimpan pada lemari es hingga empat hari, dan freezer selama enam bulan untuk menjaga kualitasnya. Namun, ASI yang dibeku-keringkan bisa disimpan hingga tiga tahun.
2. Tinggal di daerah yang sering terjadi bencana alam. Beberapa ibu mungkin bisa mengalami masalah kesehatan yang membuat produksi ASI menurun, termasuk ketika sedang terjadi bencana alam dan tidak ada listrik.
3. Tidak khawatir basi saat sering bepergian. Bagi ibu yang sering bepergian tanpa membawa anaknya, menjadikan ASI sebagai bubuk kerap jadi opsi bagi mereka yang khawatir kantong ASI-nya akan mencair.
Lantas, Apakah ASI Beku-Kering Direkomendasikan?
Ingat ya, Moms! Hingga saat ini, belum ada organisasi kesehatan besar seperti Academy of Pediatrics (AAP), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat yang memberikan penjelasan konkret seputar metode pengeringan ASI atau menjadikan ASI berbentuk bubuk.
ADVERTISEMENT
"Sebelum dapat direkomendasikan, keamanannya perlu ditelaah lebih jelas. Beberapa risiko yang perlu diperhatikan termasuk apakah ASI beku-kering ini dapat terkontaminasi bakteri, dan apakah ASI dapat mempertahankan kandungan nutrisinya," ungkap Dr. Rahman.
ASI yang dibeku-keringkan juga berbeda dengan pasteurisasi, seperti ketika Anda ingin mendonorkan ASI Anda kepada bayi yang membutuhkan. Pada ASI yang mengalami pasteurisasi, Dr. Rahman menyebut bakteri patogen akan hilang karena prosesnya ditujukan untuk membunuh bakteri-bakteri berbahaya. Namun, pengeringan beku pada ASI rupanya tidak menghilangkan bakteri tersebut.
Maka dari itu, saat ini tidak ada rekomendasi terkait cara penyimpanan ASI berbentuk bubuk ini, karena belum banyak diteliti. Karena tanpa penelitian yang memadai, maka tidak jelas apakah ASI beku-kering tersebut memiliki kandungan protein, lemak, dan karbohidrat yang tepat dan dibutuhkan oleh bayi.
ADVERTISEMENT
Dan saat ini, metode pemberian makanan kepada bayi yang paling direkomendasikan adalah ASI, serta susu formula sesuai saran dan arahan dokter masing-masing. Jadi, sebaiknya tetap menyusui bayi secara eksklusif hingga usia enam bulan, kemudian lanjutkan sampai usia dua tahun atau lebih.
"ASI adalah 100 persen nutrisi bayi di enam bulan pertamanya, dan pastikan mereka mendapatkan nutrisi lengkap dari makanannya. Dan kami 100 persen tidak mengetahui bahwa hal ini berlaku pada ASI beku-kering," tutur Dokter Anak dan Konsultan Laktasi di Los Angeles, Neela Sethi, MD.