Respons IDAI soal Balita di Surabaya Dicekoki Obat Penggemuk Badan oleh Pengasuh

17 Oktober 2024 18:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Respons IDAI soal Balita di Surabaya Dicekoki Obat Penggemuk Badan oleh Pengasuh. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Respons IDAI soal Balita di Surabaya Dicekoki Obat Penggemuk Badan oleh Pengasuh. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Belum lama ini media sosial dihebohkan dengan curhatan seorang ibu di Surabaya, Jawa Timur, yang anak balitanya diberi obat oleh pengasuhnya untuk meningkatkan nafsu makan.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, balita berjenis kelamin laki-laki itu mengalami sejumlah masalah kesehatan, seperti wajah bengkak atau moon face, hingga tubuh yang tidak bisa menghasilkan hormon kortisol.
Ternyata, obat-obatan itu adalah dexamethasone dan pronicy yang tergolong obat keras dan mengandung steroid.
"Memberikan obat gemuk (penambah nafsu makan) yang ternyata setelah dicek itu obat deksametason dan pronicy. Ini termasuk salah satu obat keras buat dewasa. Tapi ini diberikan ke anak kita selama 1 tahun, bayangkan," tulis ibu dua anak itu lewat akun Instagramnya @linggra.k. kumparanMOM telah diizinkan untuk mengutip kisahnya.
Saat ini kasus tersebut sudah diproses di Polda Jawa Timur dan pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ia terancam pidana 10 tahun penjara.

Tanggapan IDAI soal Anak Diberi Obat Penggemuk

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrin IDAI, Dr dr Agustini Utari, SpA(K) dalam acara konferensi pers, Kamis (17/10/2024). Foto: Dok. IDAI
Menanggapi kasus ini, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrin IDAI, Dr dr Agustini Utari, SpA(K) menegaskan agar orang tua tidak sembarangan memberikan steroid hanya untuk menambah nafsu makan anak.
ADVERTISEMENT
‘’Kita tidak menyangka bahwa pemanfaatannya yang sekarang untuk menggemukkan anak begitu ya. Tetapi kalau yang sekarang itu kalau menurut dari cerita yang viral itu kan ternyata teman-temannya juga melakukan yang sama pada anak-anak lain. Makanya kita harus hati-hati,’’ kata dr Agustini dalam konferensi pers bersama IDAI, Kamis (17/10).
Steroid atau yang sering dikenal dengan kortikosteroid merupakan obat yang banyak dipakai sebagai anti-inflamasi (peradangan) serta sebagai pengganti hormon pada kondisi anak yang tidak bisa menghasilkan hormon kortisol.
Menurut dr Agustini, steroid sangat bermanfaat dan bisa menjadi penyelamat bagi yang membutuhkan. Namun jika tidak ada indikasi khusus, justru bisa menjadi racun yang merugikan.
Ditreskrimum Polda Jatim konferensi pers kasus baby sitter cekoki obat penggemuk dan penambah nafsu makan ke balita 2 tahun di Surabaya, Selasa (15/10/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
‘’Misalnya pada reaksi-reaksi alergi yang berat. Kemudian misalnya pada asma, pada peradangan yang hebat, pada penyakit-penyakit autoimun bahkan bermanfaat juga untuk mencegah penuaan jaringan. Serta pada transplantasi organ dan beberapa kondisi keganasan misalnya leukemia pada anak, itu juga menggunakan steroid. Jadi sebenarnya steroid itu banyak manfaatnya,’’ tutur dr Agustini.
ADVERTISEMENT

Efek Jangka Panjang Steroid pada Anak

Konsumsi steroid tanpa resep dokter bisa menyebabkan efek jangka panjang yang berbahaya bagi anak, seperti:
-Osteoporosis, tulang lebih rapuh atau jadi mudah patah.
-Pertumbuhan terhambat pada anak.
-Risiko tinggi terkena diabetes atau kencing manis.
-Anak berisiko mengalami katarak.
-Bisa mengalami insufisiensi adrenal, yaitu tubuh tidak bisa merespons dengan baik terhadap kondisi sakit/pembedahan.

Lalu, Bagaimana Cara Mengetahui Anak Gemuk karena Konsumsi Steroid?

Ciri-ciri yang bisa orang tua kenali apakah si kecil gemuk alami atau karena efek steroid adalah, pertama gemuknya paling banyak hanya di pipi. Kemudian perutnya cenderung terlihat gemuk, tapi tidak di anggota tubuh lain.
Ilustrasi Anak Gemuk. Foto: Shutter Stock
‘’Lalu ada kayak mirip stretch mark gitu. Dan kemudian biasanya kalau dia gemuk karena steroid, anaknya malah kadang lebih sering sakit, dan seperti ada punuknya di leher belakang,’’ ujarnya.
ADVERTISEMENT
‘’Kita sebetulnya bisa membedakan juga dengan laboratorium. Kalau mau membedahan, kita biasanya melihat kadar kortisol di dalam darah. Jadi kalau kita banyak memberikan dari luar kadarnya, ini meskipun di dalam tubuh banyak, tetapi kadar di dalam darahnya itu rendah,’’ sambungnya.
Selain itu, dr Agustini juga mengimbau pada setiap dokter dan tenaga kesehatan untuk memberikan obat kategori steroid sesuai indikasi pasien. Mengingat ada efek samping yang mungkin ditimbulkan dari obat tersebut.
Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
Sementara Ketua Umum PP IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengimbau agar kejadian serupa tidak terulang. Menurutnya, gemuk itu bukan patokan anak sehat. Sehat itu adalah tumbuh kembang sesuai grafiknya.
‘’Makan adalah sebuah proses pembelajaran untuk anak dan orang tua. Jadi jangan terjebak instan, ingin anak gemuk tanpa melalui proses pembelajaran makan yang benar,’’ kata dr Piprim dalam acara yang sama.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, bagaimana pun anak harus merasakan lapar. Lapar adalah obat nafsu makan yang paling bagus untuk anak. Sehingga jangan sampai anak kehilangan rasa laparnya. Atau bahkan yang lebih parah adalah anak mengalami suasana horor ketika jam makan. Sehingga mendengar denting sendok saja anak sudah tutup mulut.