Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski akan berganti dengan gigi permanen, gigi susu perlu dirawat dengan seksama, Moms. Antara laind dengan menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut si kecil sejak dini dengan menyikat gigi setiap hari.
Sayangnya, tidak semua anak menyukai aktivitas menyikat gigi. Mereka mungkin enggan menyikat gigi karena malas, tidak suka dengan rasa pasta giginya, atau tidak tahu caranya menyikat gigi yang benar. Padahal bila gigi susu tidak disikat setiap hari, ada dampak kesehatan yang dapat muncul!
Dampak Bila Gigi Susu Anak Tidak Disikat Setiap Hari
dr.Kimberly Giuliano dari Cleveland Clinic, semua pusat kesehatan nonprofit milik Akademi Medis Amerika di Ohio, AS, menjelaskan, gigi susu perlu disikat setiap hari. Jika tidak, akan muncul risiko plak dan karang gigi yang nantinya akan menyebabkan gigi berlubang. Sebab, gigi susu memiliki lapisan email yang lebih tipis daripada gigi permanen, sehingga lebih rentan terhadap gigi berlubang.
ADVERTISEMENT
Rongga yang muncul pada gigi susu juga lebih cepat menyebar, bahkan mencapai gigi permanen yang masih berada di dalam gusi. Gigi berlubang akibat anak tidak menyikat gigi secara teratur berisiko mengalami sakit gigi, tidak dapat mengunyah makanan dengan baik, hingga bau mulut karena penumpukan bakteri.
Selain itu, dr. Kimberly juga mengatakan menyikat gigi yang tidak tepat atau tidak teratur juga dapat menyebabkan bakteri berkembang di dalam tubuh anak. Pada akhirnya, si kecil bisa mengalami peradangan dan penyakit tidak hanya di dalam mulutnya, tetapi di berbagai sistem tubuh anak.
Sementara laman Children’s Dental and Orthodontics melansir, banyak anak menderita kerusakan gigi susu yang sebenarnya bisa dicegah sejak dini. Kerusakan gigi susu akan langsung berpengaruh pada gigi permanen yang tentunya memiliki dampak jangka panjang, termasuk kesulitan berbicara dan pengucapan, hingga masalah konsentrasi pada anak.
ADVERTISEMENT