Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Moms, apakah masa kehamilan Anda sudah memasuki trimester ketiga atau bahkan mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL)? Jika ya, maka penting bagi Anda untuk memahami jadwal menyusui bayi baru lahir dan apa saja yang perlu dilakukan setelah si kecil terlahir.
ADVERTISEMENT
Mengutip IDAI, 24 jam pertama setelah ibu melahirkan adalah saat yang sangat penting untuk keberhasilan menyusui selanjutnya. Sebab pada jam-jam pertama setelah melahirkan dikeluarkan hormon oksitosin yang bertanggung jawab terhadap produksi ASI.
Bagi ibu yang menjalani operasi caesar mungkin belum mengeluarkan ASI-nya dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadangkala perlu waktu hingga 48 jam. Namun demikian, bayi tetap dianjurkan untuk dilekatkan pada payudara ibu untuk membantu merangsang produksi ASI.
Cara Menyusui Bayi Baru Lahir
IDAI menganjurkan bayi baru lahir diberi kesempatan untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD). IMD penting untuk memberikan kesempatan pada bayi melakukan kontak kulit ke kulit dengan ibunya. Selain itu, ASI yang diproduksi pertama kali mengandung kolostrum yang memberi banyak manfaat untuk bayi.
ADVERTISEMENT
Moms, bayi baru lahir perlu sering disusui karena ukuran lambungnya yang masih kecil sehingga lebih cepat kenyang dan lapar. Oleh karena itu, ibu perlu segera menyusui bayinya saat terlihat tanda lapar, atau setidaknya tiap 2 jam sekali.
IDAI menyebut, bayi baru lahir harus disusui 8 sampai 12 kali setiap 24 jam, sampai puas, yang biasanya membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit. Agar produksi ASI lebih optimal, setiap menyusui sebaiknya menghabiskan satu payudara dan untuk menyusui berikut pada payudara lainnya.
Pada masa-masa awal kelahiran biasanya bayi akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur. Namun jika sudah 4 jam tidak menyusu, Anda perlu membangunkan si kecil untuk disusui, Moms. Selain untuk memastikan kecukupan nutrisinya, ini juga merangsang produksi ASI ibu. Biasanya semakin bertambah usianya, waktu menyusui akan terjadwal lebih rutin. Karena ASI lebih mudah dicerna dibandingkan susu formula, maka bayi yang menyusu terlihat minum lebih sering dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
ADVERTISEMENT
Nah, lantas bagaimana cara menyusui yang tepat?
Bayi memiliki naluri mengisap yang sangat kuat. Meski demikian, di awal-awal kelahiran, ia masih belajar bagaimana menyusu, dan ibu juga belajar bagaimana perlekatan yang baik dan nyaman untuknya maupun untuk si kecil.
Agar proses menyusui berjalan lancar, mulut bayi harus terbuka lebar saat menyusu. Puting diletakkan sedalam mungkin ke mulut bayi, pastikan bibir dan gusi bayi berada di sekitar areola, tidak hanya pada puting. Hal ini akan meminimalisasikan luka pada ibu. Jika masih kesulitan, ibu bisa meminta bantuan tenaga kesehatan untuk memandu kelancaran proses menyusu.
Pentingnya ASI Bagi Bayi
Penelitian menunjukkan bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Nilai nutrisi ASI lebih besar dibandingkan susu formula, karena mengandung lemak, karbohidrat, protein, dan air dalam jumlah yang tepat untuk pencernaan, perkembangan otak, dan pertumbuhan bayi.
ADVERTISEMENT
Kandungan nutrisinya yang unik menyebabkan ASI memiliki keunggulan yang tidak dapat ditiru oleh susu formula apapun. Susu sapi mengandung jenis protein berbeda yang mungkin baik untuk anak sapi, tetapi bayi manusia sulit mencernanya. Bayi yang mendapat susu formula mungkin saja lebih gemuk dibandingkan bayi yang mendapat ASI, tetapi belum tentu lebih sehat. Demikian pula, jenis asam lemak yang terdapat di dalam ASI mempunyai pengaruh terhadap perkembangan otak yang menyebabkan kemampuan melihat dan fungsi kognitif bayi berkembang lebih awal.
Bayi menyusu tidak membutuhkan air putih, karena akan mempengaruhi keinginan bayi untuk menyusui dan dapat menyebabkan berkurangnya persediaan ASI. ASI, 87-90 % terdiri atas air. Makin sering bayi menyusu, makin banyak ASI yang diproduksi oleh ibu. Bayi baru lahir harus belajar menyusu. Kita harus memberikan waktu kepada bayi untuk mengenal pola menghisap yang baik. Puting buatan menyebabkan cara menghisap yang berbeda dibanding menghisap puting yang sebenarnya, oleh karena itu tidak dianjurkan. Begitu pula, menghisap dari botol dapat membingungkan sebagian bayi pada minggu-minggu pertama.
ADVERTISEMENT
Pada awal setelah melahirkan, puting ibu dapat dikeringkan dengan udara setiap kali selesai menyusui untuk mencegah lecet. Bila puting lecet, ibu dapat melapisinya dengan ASI atau pelembab alamiah lainnya untuk membantu penyembuhan. Posisi yang tepat saat menyusui dapat membantu mencegah luka pada puting. Bila ibu terluka, perlu diperhatikan adanya gejala infeksi payudara meliputi demam, iritasi, dan bengkak yang nyeri dan kemerahan. Hal tersebut membutuhkan penanganan segera.
Bayi dianjurkan untuk disusui secara ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan pemberian ASI dilanjutkan dengan didampingi makanan pendamping ASI, idealnya selama dua tahun pertama kehidupan. Perlindungan terhadap infeksi paling besar terjadi selama beberapa bulan pertama kehidupan pada bayi yang mendapat ASI secara eksklusif. Lebih lama bayi mendapatkan ASI akan memberikan efek proteksi yang lebih kuat. Pada 6 bulan pertama, air, jus, madu, dan makanan lain secara umum tidak dibutuhkan oleh bayi. Makanan padat dapat diperkenalkan saat bayi berusia 6 bulan, untuk melengkapi nutrisi ASI.
ADVERTISEMENT