Solusio Plasenta dan Plasenta Previa, Apa Bedanya?

25 Desember 2021 16:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi plasenta pada ibu hamil. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi plasenta pada ibu hamil. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Plasenta adalah organ yang sangat penting selama kehamilan. Ya Moms, plasenta berperan sebagai pembawa oksigen dan juga nutrisi untuk bayi di dalam kandungan yang berasal dari makanan ibu hamil. Sehingga, kondisi plasenta memang perlu diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, ibu bisa saja mengalami masalah plasenta selama masa kehamilan. Masalah yang muncul ini bisa langsung berpengaruh pada janin, misalnya saja solusio plasenta dan plasenta previa. Kedua kondisi ini sama-sama berisiko membahayakan ibu hamil dan bayi di dalam kandungan.
Lantas, apa perbedaan di antara keduanya? Simak penjelasannya berikut ini.

Perbedaan Solusio Plasenta dan Plasenta Previa pada Ibu Hamil

Ilustrasi solusio plasenta pada ibu hamil. Foto: Shutter Stock
Solusio plasenta biasanya terjadi pada usia kehamilan sekitar 20 minggu atau trimester ketiga. American Pregnancy Association melansir, solusio plasenta merupakan kondisi medis di mana plasenta terlepas dari lapisan rahim sebelum ibu melahirkan. Kondisi ini bisa menyebabkan suplai oksigen ke janin berkurang, sehingga mengakibatkan perdarahan pada ibu hamil.
Solusio plasenta hanya terjadi pada satu persen ibu hamil, namun, bila tidak ditangani dengan tepat akan membahayakan kondisi bayi di dalam kandungan. Beberapa hal bisa menjadi faktor risiko terjadinya solusio plasenta seperti, ibu hamil yang merokok, berusia di atas 35 tahun, mengalami preeklamsia, hamil bayi kembar, atau riwayat solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya.
Ilustrasi plasenta previa pada ibu hamil. Foto: Shutterstock.
Sementara, dikutip dari Babycenter, plasenta previa adalah kondisi plasenta yang tidak terletak pada tempat seharusnya selama kehamilan. Pada awal kehamilan plasenta akan berada di bawah rahim. Seiring pertumbuhan bayi, plasenta normal akan bergerak menjauhi leher rahim dan menuju ke bagian atas rahim.
ADVERTISEMENT
Nah, pada plasenta previa, organ ini justru tetap berada di bagian bawah rahim bahkan hingga waktu melahirkan tiba. Bila ini terjadi, maka akan berisiko menutup jalan lahir bayi, sehingga dokter mungkin akan merekomendasikan ibu untuk melahirkan melalui operasi caesar. Kondisi ini juga bisa membahayakan ibu hamil, karena dapat menyebabkan perdarahan berulang, terutama saat mendekati waktu persalinan.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab dua kondisi medis solusio plasenta dan plasenta previa pada ibu hamil. Namun yang jelas, kedua kondisi ini sama-sama bisa membahayakan ibu hamil dan bayi di dalam kandungan, sehingga perlu diwaspadai, Moms.