Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Studi: Anak Kurang Zat Besi 2 Kali Lebih Berisiko Punya Daya Tangkap Rendah
23 Oktober 2024 15:34 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebab menurut penelitian yang dilakukan Organisasi kajian nirlaba Fokus Kesehatan Indonesia (FKI), sarapan penting untuk meningkatkan energi anak dalam mengikuti aktivitas di sekolah. FKI menemukan anak-anak yang sarapan cenderung memiliki daya tangkap yang lebih baik.
Penelitian ini dipimpin langsung oleh Direktur Eksekutif FKI yang juga mantan Menkes, Prof. Nila F Moeloek dan Koordinator Riset dan Kajian FKI Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH.
Penelitian ini dilakukan pada 500 Anak Sekolah Dasar di Jakarta. FKI menemukan anak-anak usia sekolah dasar yang tidak sarapan cenderung kekurangan zat besi, berisiko mengalami anemia, kekurangan energi dan memiliki perawakan pendek.
"Ternyata kami mengambil sampelnya dan melihat fisiknya juga memang sedikit pendek, dia mengalami anemia. Dan waktu kami melihat daya tangkap anak itu tiga kali lebih rendah dari anak yang lebih normal. Memang ada baiknya harusnya anak-anak itu diberi gizi atau makanan agar dia mempunyai daya tangkap yang lebih baik," kata Nila Moeloek dalam media briefing bersama Fokus Kesehatan Indonesia, di Jakarta Selatan, Selasa (22/10).
ADVERTISEMENT
Anak dengan kondisi tersebut berisiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk mengalami gangguan memori kerja (working memory) dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki gizi baik.
Sarapan Bergizi Penting untuk Daya Tangkap Anak di Sekolah
Menteri Kesehatan RI 2014-2019 ini menyebut, hasil penelitian merupakan peringatan keras terhadap masa depan kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Sebab, working memory adalah indikator sangat penting untuk keberhasilan belajar anak di sekolah.
Working memory itu dibutuhkan agar anak bisa mengikuti instruksi guru, fokus pada tugas pelajaran, bahkan untuk menghafal dan menginterpretasikan informasi jangka pendek. Apabila skor working memory-nya rendah, maka proses dasar otak untuk belajar selama sekolah tidak akan berjalan dengan baik.
"Daya tangkap anak-anak pada waktu dia belajar itu bagaimana. Itu artinya kami mengingatkan bahwa anak-anak itu untuk diisi energinya itu pada waktu makan pagi. (Sarapan) itu penting," ujar Nila.
ADVERTISEMENT
Nila Moeloek juga mengungkap ini adalah fakta yang bisa dihubungkan secara medis, bahwa anak-anak SD banyak yang tidak cukup makan, sehingga asupan gizi terutama gizi makro menjadi tidak cukup.
Padahal asupan gizi makro penting karena langsung dipakai tubuh dan otak sebagai energi untuk aktivitas, berpikir, bermain, dan belajar.