Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Suami Utamakan Orang Tua daripada Istri, Ini Tips Bijak Menghadapinya
3 Oktober 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kehidupan setelah pernikahan pun akan berjalan berbeda dari sebelumnya. Para istri pun bisa memiliki pengalaman yang berbeda dalam berumah tangga, termasuk ketika suami masih mengutamakan orang tuanya.
Sebagai contoh, istri misalnya sudah merencanakan pergi bersama suami. Namun, tiba-tiba suami diminta datang ke rumah orang tuanya karena ibunya butuh bantuan yang tidak terlalu mendesak. Atau ketika suami masih diminta membiayai kebutuhan saudara-saudaranya, padahal mereka sudah bekerja. Bahkan, ketika sebenarnya Anda juga membutuhkan bantuan suami.
Sebenarnya, bukanlah masalah jika suami merasa sangat bertanggung jawab dengan keluarganya. Tetapi, ketika suami terus dibayang-bayangi untuk selalu memprioritaskan kepentingan orang tua atau saudara kandung, dan istri kemudian dinomorduakan, apakah hal ini wajar?
Alasan Suami Tetap Memprioritaskan Orang Tuanya
Dikutip dari laman Marriage, sebuah penelitian yang diterbitkan di Child and Adolescent Social Work Journal menemukan, loyalitas keluarga terkadang berasal dari norma budaya yang mengakar kuat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, beberapa alasan ini berperan pada keputusan suami yang masih mengutamakan orang tua dan keluarganya:
Penelitian lain juga menunjukkan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kepuasan pernikahan adalah prioritas. Ketika pasangan dianggap gagal memprioritaskan satu sama lain, sering kali hubungan mereka mengalami penurunan kepuasan, dan akhirnya memicu terjadinya konflik pernikahan.
ADVERTISEMENT
Lantas, Apa yang Harus Dilakukan Istri?
"Suami saya selalu mengutamakan keluarganya daripada saya.". Pemikiran ini bisa cukup menguras emosi Anda. Tetapi, cobalah untuk berpikir positif dan bertindak lebih bijak dalam menghadapinya. Bagaimana caranya?
1. Utarakan Isi Hati ke Suami
Cara ini dinilai paling efektif, yaitu komunikasikan perasaan dan kekhawatiran Anda kepada suami. Beri tahu kepadanya bahwa Anda merasa caranya memprioritaskan keluarganya telah memengaruhi kesejahteraan emosional Anda. Tetapi, hindari menyalahkan keputusan suami dan dorong ia memahami perspektif Anda.
2. Terapkan Batasan
Anda juga bisa menentukan batasan-batasan yang diperlukan, agar suami tetap menghargai dan menghormati Anda sebagai istrinya. Diskusikan bersama, apa saja yang bisa dilakukan suami terhadap keluarganya tanpa berlebihan, namun tetap bisa menjalankan tanggung jawab sebagai anak.
3. Aktivitas Rutin yang Tidak Bisa Diganggu Gugat
Punya rencana kencan rutin atau hari tertentu untuk keluarga, buatlah aktivitas-aktivitas tersebut hanya untuk suami dan anak-anak Anda. Jadi, pada hari-hari itu, Anda sekeluarga tidak dapat diganggu gugat dari rutinitas apa pun, kecuali mendesak.
ADVERTISEMENT
4. Cari Bantuan
Namun, ketika Anda sudah menerapkan tiga poin sebelumnya dan kondisi masih belum membaik, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan profesional, seperti konselor pernikahan atau psikolog. Sebab, ahli akan membantu Anda mengeksplorasi masalah yang Anda hadapi, dan bisa menentukan langkah-langkah penyelesaiannya.
Bila memungkinkan, datanglah bersama suami, Moms. Bimbingan dari ahlinya akan membantu Anda dan suami memulihkan kembali hubungan rumah tangga yang sudah berjalan selama ini.