Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Biasanya, barang yang dicuri mungkin kurang berharga. Namun, ia mulai merasakan kesenangan dan kepuasan luar biasa saat menimbun barang-barang yang bahkan tidak diperlukan. Bahkan, anak bisa berbohong secara terang-terangan saat Anda menanyakan alasannya mengambil barang-barang tersebut.
Jika tindakan mencuri terus berlanjut dalam jangka waktu tertentu, maka mungkin si kecil memerlukan penanganan secara medis.
Alasan dan Ciri-ciri Anak Melakukan Tindakan Kleptomania
Dikutip dari Times of India, anak-anak mungkin menjadi kleptomania karena tekanan dari teman-teman sebayanya. Faktor lainnya bisa juga disebabkan oleh keinginan mereka untuk mendapatkan sesuatu, atau sekadar mencari kesenangan dengan mengambil sesuatu tanpa membayarnya.
Beberapa orang tua mungkin tidak menyadari tindakan anaknya yang kleptomania. Yuk, pahami ciri-ciri anak dengan gangguan tersebut, seperti dikutip dari Parent Circle:
ADVERTISEMENT
Faktanya, menurut Psikiater Anak di Indlas Child Guidance Clinic, Dr. Manjri Deshpande Shenoy, penelitian menunjukkan sebenarnya individu yang menderita kleptomania adalah seseorang yang waras dan tidak mengetahui bahwa mereka sebenarnya menderita kelainan medis.
Cara Mengatasi Kleptomania pada Anak
Sebagai orang tua, Anda tidak boleh berdiam diri dan membiarkan anak membawa pulang barang-barang yang mungkin ada pemiliknya. Sebab, bila dibiarkan, maka dapat memperburuk situasi dan mendorong anak untuk mengulangi tindakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh orang tua?
1. Buat Dia Menyadari Tindakannya Salah
Hal terpenting dan paling utama adalah membuat anak menyadari tindakan mencurinya adalah perbuatan tidak terpuji. Saat anak mau mengakui tindakannya, hargai kejujurannya dan dorong ia tidak mengulangi hal serupa di masa depan.
2. Jangan Menghukum Anak
Umumnya, kecenderungan anak melakukan tindakan kleptomania terlihat sejak ia berusia empat atau lima tahun. Saat Anda mengetahuinya, jangan langsung menghukumnya. Kenapa?
Pahamilah bahwa kleptomania merupakan penyakit jiwa, dan bukan per buatan haram. Sehingga, yang perlu diperkuat adalah penjelasan bahwa perbuatan tersebut salah dan tidak patut dilakukan.
Ingat, menghukum anak justru tidak ada gunanya, Moms. Sebab, tindakan menghukum justru akan membuat anak jadi lebih agresif dan menantang orang tuanya. Dan saat anak mendapat penguatan positif dari orang tuanya, ia pun akan merasa aman dan mengurangi dorongan melakukan hal serupa lagi.
ADVERTISEMENT
3. Dorong untuk Minta Maaf dan Memperbaiki Tindakannya
Tanyakan kepada anak bagaimana perasaannya jika barang-barang miliknya sendiri dicuri. Setelah anak menyadarinya, mintalah ia untuk mengembalikan barang-barang yang telah diambilnya dan meminta maaf. Namun, jika barangnya rusak atau hilang, maka anak perlu menggantinya yang baru.
Saat ia mau mengembalikan barang yang diambilnya, berikan pujian. Lebih baik jika kesalahan anak langsung disadari saat ia pertama kali melakukannya, sebelum menjadi kebiasaan di kemudian hari.
Dengan cara ini, dia tidak hanya akan mengetahui kesalahan perbuatannya, tetapi juga akan belajar untuk tidak mengulanginya lagi.
4. Ajarkan Kepemilikan
Nah Moms, yang tidak kalah penting adalah kebijakan kepemilikan. Beri pengeertian ke anak bahwa dia tidak bisa memiliki semuanya sekaligus. Jangan lupa tanamkan kebiasaan bahwa untuk membeli suatu barang, maka ia harus membayarnya dengan uang.
ADVERTISEMENT
Saat Anda berhasil menanamkan kebiasaan baik pada anak, maka dampaknya pun akan berkelanjutan hingga anak dewasa. Selalu ingat bahwa anak-anak belajar dengan mengamati orang tua mereka. Jadi, terapkan perilaku dan kebiasaan-kebiasaan baik di rumah dan jadilah teladan untuk anak-anak.