Tanda Orang Tua dengan Kepribadian Narsistik

1 Februari 2024 19:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanda-tanda Orang Tua dengan Kepribadian Narsistik. Foto: TORWAISTUDIO/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Tanda-tanda Orang Tua dengan Kepribadian Narsistik. Foto: TORWAISTUDIO/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pola pengasuhan anak yang diterapkan orang tua bisa berpengaruh terhadap kepribadian si kecil sampai ia tumbuh besar. Namun, bisa jadi tidak banyak yang menyadari tentang pola asuh narsistik, atau mungkin tidak menyadarinya.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, pola pengasuhan narsistik bisa berdampak buruk pada perkembangan psikologis anak. Sebab, orang tua dengan kepribadian narsistik akan selalu melihat kekurangan-kekurangan anak. Serta, tidak memiliki sifat-sifat baik, seperti kasih sayang, empati, dan kesabaran.
Menurut psikolog dan profesor psikologi di California State University, Los Angeles, Dr. Ramani Durvasula, menjelaskan dampak dari pola asuh dari orang tua narsis pada perkembangan anak-anaknya.
"Saya menemukan bahwa anak-anak dari orang tua narsistik dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang bergumul dengan sikap menyalahkan diri sendiri, meragukan diri sendiri, dan perasaan bahwa mereka tidak pernah cukup secara terus-menerus," ungkap Durvasula dikutip dari CNBC.
Tidak semua orang tua dengan kepribadian narsistik berperilaku dengan cara yang sama, Moms. Namun, ada beberapa sifat toxic yang ditunjukkan oleh orang tua dengan kepribadian ini. Apa saja?
ADVERTISEMENT

Apa Saja Tanda Orang Tua dengan Kepribadian Narsistik?

1. Suportif di Depan Umum, Namun di Balik Itu Mengkritik
Nah Moms, orang tua yang narsis mungkin saja akan begitu menyemangati dan bangga pada anak-anaknya di depan umum. Tetapi, bila sedang berdua saja, ia bisa mengkritik atau merendahkan anaknya habis-habisan.
Misalnya, ketika anak mengikuti pertandingan olahraga, lalu orang tua menekan anak, seperti: "Kenapa kamu tidak berusaha lebih keras? Kan bisa mencetak gol lagi atau menyusul lawannya."
Saat mendapatkan ucapan tersebut, anak mungkin akan merasa bersalah karena jadi merasa dirinya berpengaruh buruk bagi orang lain di sekitarnya.
2. Memperlakukan Saudara Kandung Secara Berbeda
Tidak jarang orang tua dengan kepribadian narsistik bisa mengabaikan perasaan anak-anaknya sendiri. Bahkan, karena merasa merupakan sosok paling berkuasa, mereka bahkan bisa menciptakan perselisihan antar-anak mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Contohnya, salah satu anak bisa paling diistimewakan oleh orang tuanya, misalnya, karena prestasi akademik. Sehingga, anak-anak yang mungkin kemampuannya berbeda akan dibuat tidak nyaman karena melihat orang yang dicintai memperlakukan istimewa saudaranya yang lain. Dan juga bisa merusak hubungan sesama saudara kandung.
3. Memandang Anak Mereka sebagai Perpanjangan Diri
Ilustrasi anak dimarahi ibu. Foto: Thinkstock
Jika anak melakukan apa yang diinginkan orang tuanya, maka anak akan dipuji dan dihargai oleh orang tuanya. Namun, jika tidak, mereka mungkin akan diabaikan atau bahkan disalahkan.
Bagi anak yang sudah mulai putus asa untuk memenangkan hati orang tuanya yang narsistik, pada akhirnya akan mengorbankan sebagian dari diri mereka. Seperti minat atau preferensi, agar sesuai dengan pola yang diterapkan oleh orang tuanya.
ADVERTISEMENT
4. Mengharapkan Anak Mencerminkan Emosinya
Dalam pola pengasuhan yang sehat, orang tua mencerminkan emosi anak karena mereka bisa selaras dengan emosi tersebut. Ketika melihat anak sedang kesal, orang tua akan berusaha untuk menyesuaikan nada bicara dan menanyakan bagaimana perasaannya.
Namun, bagi orang tua yang narsistik, saat suasana hati anak tidak sesuai atau selaras dengan yang dirasakan orang tuanya, maka orang tua akan menganggap anak tidak setia. Dan seiring berjalannya waktu, anak mungkin akan berhenti mempercayai emosinya sendiri.
5. Mengabaikan Perasaan Anak
Dan terakhir, orang tua yang narsis sering kali mengabaikan harapan, kesukaan, dan keyakinan anak-anaknya. Bahkan, mereka juga mungkin akan melontarkan komentar-komentar yang merendahkan.

Cara Menghadapi Orang Tua yang Narsis

Dampak orang tua narsis pada anak. Foto: Shutterstock
Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki atau melepaskan diri dari pola pengasuhan narsistik. Durvasula membagi dua kelompok tentang menghadapi orang tua yang narsis, yaitu sebagai orang dewasa dan anak dari orang tua yang narsis.
ADVERTISEMENT
- Jika Anda adalah orang tua yang dipercaya pada kehidupan anak
Maka berilah perhatian pada si kecil dan tanyakan lebih banyak hal-hal yang ia sukai. Anda perlu menciptakan ruang yang aman bagi mereka untuk berbagi perasaan tanpa rasa malu atau menghakimi dan biarkan anak-anak tahu bahwa diri mereka berharga.
- Jika Anda adalah anak dari orang tua narsistik
Anda mungkin akan merasakan banyak kecemasan dan kurangnya kepercayaan diri. Hal ini dapat membuat seorang anak takut untuk melanjutkan pola kehidupan yang sudah dijalankan sejak masa kecil, apalagi jika Anda berencana memiliki anak.
Namun, banyak juga anak-anak dengan orang tua narsistik dan telah dewasa, jadi memiliki empati luar biasa dan sangat terdorong untuk melakukan hal yang lebih baik pada anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Beri tahu bagaimana caranya untuk berempati dan selaraskan emosi Anda bersama. Tunjukkan kasih sayang, kebaikan, dan rasa hormat kepada orang lain, dengan tujuan agar anak Anda sendiri bisa meniru apa yang Anda lakukan.