Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Tanda-tanda Anak Pingsan yang Berbahaya, Segera Bawa ke Dokter!
27 Agustus 2024 16:31 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Healthy Children, sebanyak 1 dari 4 anak-anak dan remaja yang dalam kondisi sehat pernah mengalami pingsan. Namun, kebanyakan pingsan sebenarnya tidak disebabkan oleh sesuatu yang serius. Tidak sedikit yang langsung pulih setelah pingsan. Tetapi, waspadai juga penyebab pingsan yang jarang diketahui dan berpotensi serius.
Anak yang Sehat Bisa Pingsan, Apa Penyebabnya?
Sebelum mengetahui tanda-tanda pingsan yang berbahaya, orang tua juga perlu mengetahui pemicu pingsan yang sering dialami anak-anak sehat. Umumnya, pingsan terjadi ketika ada penurunan sementara aliran darah yang kaya akan oksigen ke otak. Kondisi ini bisa disebabkan beberapa hal, seperti:
Sebagai orang tua, Anda perlu memahami tanda dan gejala anak yang akan pingsan. Biasanya, sekitar 5-10 detik sebelum pingsan, si kecil akan menunjukkan gejala-gejala seperti berikut ini:
ADVERTISEMENT
- Pusing atau sakit kepala
- Mual
- Keringat dingin
- Penglihatan kabur
- Telinga berdengung
- Muka pucat
- Denyut jantung lebih cepat dari biasanya
Tanda-tanda Pingsan yang Menunjukkan Kondisi Kesehatan Serius
Nah Moms, dalam beberapa kasus, anak yang sering pingsan dapat menjadi pertanda ia memiliki masalah atau kondisi kesehatan serius. Apa saja?
1. Defisiensi Zat Besi
Kondisi yang disebut juga anemia ini terjadi ketika zat besi di dalam darah tidak cukup untuk mengantarkan oksigen ke otak. Pada remaja perempuan, khususnya, dapat terjadi ketika sedang mengalami menstruasi.
2. Pendarahan
Anak mengalami pendarahan di dalam akibat pukulan ke kepala atau perut.
3. Kencing manis
Penurunan gula darah secara tiba-tiba dapat menyebabkan pingsan, karena otak membutuhkan gula untuk energi. Begitu juga anak dengan diabetes dapat menyebabkan peningkatan buang air kecil, yang menyebabkan ia mungkin mengalami dehidrasi.
ADVERTISEMENT
4. Gangguan Makan
Anak yang mengalami gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia dapat membuatnya pingsan, karena tubuhnya mengalami dehidrasi, gula darah rendah, hingga perubahan tekanan darah yang disebabkan kelaparan, muntah, atau olahraga berlebihan.
5. Masalah Jantung
Detak jantung yang tidak teratur atau masalah struktural pada jantung maupun katup jantung dapat menyebabkan anak pingsan. Biasanya, anak dengan masalah jantung akan pingsan ketika melakukan aktivitas berat atau berolahraga.
6. Penyakit Addison
Penyakit Addison adalah kelainan langka yang terjadi akibat tubuh kekurangan hormon yang seharusnya diproduksi oleh kelenjar adrenal. Sehingga, tubuh anak-anak dengan kondisi ini tidak dapat menghasilkan cukup hormon, misalnya hormon kortisol, yang dapat membantu mengontrol respons terhadap stres, tekanan darah, maupun kadar gula darah.
Pada anak yang sering mengalami pingsan, atau pingsan disertai gejala yang serius, dokter anak mungkin akan mengarahkan untuk dilakukan pemeriksaan ke dokter spesialis jantung anak. Pemeriksaan ini penting bila anak memiliki detak jantung yang tidak normal, terutama bila terjadi sebelum pingsan. Kemudian juga wajib diperiksa apabila keluarga memiliki riwayat penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Cleveland Clinic melansir, anak harus segera dibawa ke dokter bila pingsan yang disertai dengan kejang. Bila kejang berlangsung dengan durasi singkat, serta tidak disertai gejala apa pun setelahnya, maka anak-anak akan lebih cepat pulih. Namun, bila anak mengalami kejang yang rutin dan tiba-tiba, waspadai kemungkinan ia mengalami epilepsi.
Sehingga, bila anak menunjukkan gejala pingsan yang tidak wajar, segera bawa ke dokter untuk mendapat pengobatan dan perawatan yang tepat. Sebab, perawatan untuk anak yang pingsan dan pingsan disertai dengan kejang itu berbeda.