Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Moms, melatih anak untuk bisa berkomunikasi saat hendak buang air bisa menjadi hal yang menantang. Komunikasi anak yang kadang belum sempurna membuat orang tua harus menemukan cara agar bisa mengajarkan toilet training ke si kecil.
ADVERTISEMENT
Menggunakan toilet atau pispot menjadi hal baru bagi anak-anak. Orang tua harus tekun mengenalkan toilet pada si kecil. Salah satu caranya yakni dengan mengenalkan toilet secara perlahan ke anak.
Dikutip dari NHS, anak-anak bisa mengontrol rasa ingin buang air besar ketika mereka sudah siap secara fisik. Namun, setiap anak memang memiliki karakteristik yang berbeda. Artinya, tak baik membandingkan satu anak dengan anak yang lain.
Anak-anak umumnya lebih dulu mampu mengontrol buang air besar, kemudian baru buang air kecil.
- Pada usia 1 tahun, sebagian besar bayi sudah berhenti buang air besar di malam hari.
- Pada usia 2 tahun, beberapa anak sudah mulai bisa memberi tahu atau memberi sinyal saat buang air. Tetapi untuk melakukan toilet training di tahap ini masih cukup dini.
ADVERTISEMENT
- Pada usia 3 tahun, 9 dari 10 anak tak buang air kecil hampir setiap hari – meskipun begitu, banyak anak-anak mengompol, terutama saat mereka bersemangat, kesal, atau asyik dengan hal lain
- pada usia 4 tahun, sebagian besar anak dapat diandalkan untuk buang air kecil sendiri di siang hari.
Kapan Sebaiknya Memulai Toilet Training?
Ingat, Anda tidak bisa memaksa anak untuk melakukan toilet training. Hanya saja, memang perlu latihan yang konsisten. Pada waktunya, mereka akan lolos toilet training, kok. Sebagian besar anak pun tidak ingin pergi ke sekolah dengan popok.
Sebagian orang tua ingin mengenalkan toilet training ke anak saat usia mereka 18 bulan hingga 2 tahun. Namun, beberapa lainnya memilih mengenalkan lebih awal atau lebih akhir.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya, lakukan toilet training saat tidak ada gangguan atau perubahan besar pada rutinitas anak atau keluarga. Penting untuk tetap konsisten, agar tidak membingungkan si kecil.
Beberapa orang merasa lebih mudah untuk memulai toilet training di musim kemarau. Ketika pakaian yang dicuci lebih cepat kering.
Jika Anda pergi keluar, cobalah untuk tetap konsisten mengajak anak buang air di kamar mandi, bukannya memakaikan popok.
Ada sejumlah tanda bahwa anak mulai mengembangkan kontrol kandung kemih:
- Anak tahu kapan popoknya basah atau kotor.
- Anak tahu kapan ia buang air kecil dan mungkin memberi tahu Anda.
- Jarak antara mengompol setidaknya satu jam (jika kurang, toilet training mungkin gagal, dan paling tidak akan menjadi kerja keras yang luar biasa bagi Anda).
ADVERTISEMENT
- Mereka menunjukkan bahwa mereka perlu buang air kecil dengan gelisah atau pergi ke suatu tempat yang sunyi atau tersembunyi.
- Mereka tahu kapan mereka perlu buang air kecil dan mungkin mengatakannya sebelumnya.
Hal yang perlu diingat yakni, apabila Anda memulai toilet training lebih awal dari usia ideal, maka Anda harus bersiap ketika anak lebih sering mengompol atau buang air besar.
Bersiap untuk Toilet Training
Menggunakan toilet akan menjadi hal baru bagi anak Anda, jadi biasakan mereka dengan ide tersebut secara bertahap. Bicarakan tentang penggantian popok anak Anda saat melakukannya. Jika Anda selalu mengganti popoknya di kamar mandi saat di rumah, mereka akan mengetahui bahwa itu adalah tempat orang pergi ke toilet.
ADVERTISEMENT
Membantu Anda menyiram toilet dan mencuci tangan juga merupakan ide yang bagus, lho. Tinggalkan toilet di tempat yang dapat dilihat anak Anda dan jelaskan kegunaannya. Anak-anak belajar dengan menonton dan meniru.
Jika Anda memiliki anak yang lebih tua, anak Anda yang lebih kecil mungkin melihat mereka menggunakannya. Akan membantu jika anak Anda melihat Anda menggunakan toilet dan menjelaskan apa yang dilakukan. Menggunakan mainan anak Anda untuk menunjukkan kegunaan toilet juga dapat membantu.
Selain itu, simpan kloset anak di kamar mandi dan letakkan di area yang mudah dijangkau anak.
Dorong anak untuk duduk di kloset setelah makan, karena mencerna makanan sering menimbulkan keinginan untuk buang air besar. Memiliki buku untuk dilihat atau mainan untuk dimainkan dapat membantu anak Anda duduk diam di kloset.
ADVERTISEMENT
Jika anak Anda secara teratur buang air besar pada waktu yang sama setiap hari, lepaskan popoknya dan sarankan agar ia pergi ke toilet. Jika si kecil sedikit kesal, pasang kembali popoknya dan biarkan beberapa minggu lagi sebelum mencoba lagi.
Mendorong mereka untuk menggunakan kloset saat buang air kecil akan membantu membangun kepercayaan diri mereka saat mereka siap menggunakannya untuk buang air besar. Anak pun akan senang ketika mereka berhasil lho, Moms. Jangan lupa puji anak setiap kali berhasil untuk selalu mendorong semangatnya, ya!