Tips Jaga Imunitas Anak yang Lahir dengan Persalinan Caesar

16 Desember 2024 15:38 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tips jaga imunitas anak yang lahir dengan persalinan caesar. Foto: RS Brawijaya.
zoom-in-whitePerbesar
Tips jaga imunitas anak yang lahir dengan persalinan caesar. Foto: RS Brawijaya.
ADVERTISEMENT
Kelahiran merupakan proses yang menandakan dimulainya kehidupan baru baik bagi anak maupun orang tua. Oleh sebab itu, setiap proses persalinan, baik secara pervaginam maupun operasi caesar (Section-Caesarea) merupakan hal yang mulia dan bermakna bagi setiap ibu. Meski begitu, berbeda dengan persalinan normal, jumlah persalinan section-caesarea (SR) atau caesar terus meningkat di Indonesia hingga mencapai 25,9% atau lebih dari 1 di antara 4 di tahun 2023 dan sebanyak 40,8% DKI Jakarta dari semua kelahiran. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat di dekade mendatang.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, tingkat persalinan caesar naik dalam 5 tahun terakhir. Prevalensi persalinan dengan metode caesar dalam skala nasional meningkat dari 17,6% menjadi 25,9%.
Ya Moms, metode persalinan caesar ibu mengalami pemulihan yang lebih lama dan mungkin lebih sulit. Kondisi ini juga dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis ibu. Oleh karena itu, usai melahirkan caesar, ibu kemungkinan akan lebih fokus kepada pemulihan kesehatannya.
Persalinan caesar juga sebenarnya berdampak pada bayi. Tapi faktanya, hanya satu dari lima calon ibu yang mengetahui hal ini.

RS Brawijaya Gelar Acara C-Section Awareness Month agar Ibu Lebih Paham Dampak Persalinan Caesar

Terkait kondisi tersebut, RS Brawijaya Group mengadakan acara C-Section Awareness Month dan mengundang para ibu untuk bisa berbagi informasi seputar perawatan usai kelahiran caesar. Ada Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Dinda Dernameisya, Sp.OG, Dokter Spesialis Anak, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, dan juga Momfluencer yang memiliki riwayat kelahiran caesar, Annisa Soebandono.
dr. Dinda Derdameisya, SpOG saat memberikan penjelasan. Foto: RS Brawijaya.
Menurut dr. Dinda, jika dilakukan sesuai indikasi medis, operasi caesar tentu dapat mencegah mortalitas dan morbiditas ibu dan anak secara efektif. Meskipun demikian, memang ada perbedaan dampak pada anak yang lahir lewat operasi caesar dengan yang lahir secara pervaginam.
ADVERTISEMENT
"Pertama, (anak yang lahir pervaginam) akan secara alami terpapar bakteri baik pada jalan lahir ibu, seperti Bifidobacteria, Lactobacillus, Prevotella. Bakteri ini merupakan bakteri yang dapat menunjang perkembangan imunitas serta maturitas saluran cerna anak. Kedua, kelahiran caesar dapat menyebabkan anak terpapar bakteri buruk (patogen) yang berada pada permukaan kulit ibu seperti dominasi Staphylococcus, Corynebacterium, dan Propionibacterium spp. Paparan bakteri ini berisiko mengganggu keseimbangan bakteri di dalam usus (disbiosis) pada anak dan kesehatan anak di kemudian hari4,” kata dr. Dinda dalam rilis yang diterima kumparanMOM, Senin (16/12).
dr. Reza Abdussalam, SpA, saat memberikan penjelasan. Foto: RS Brawijaya.
Disbiosis usus, merupakan sebutan untuk ketidakseimbangan jumlah mikrobiota baik dan buruk (patogen) yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi usus dan mengaktifkan sel-sel inflamasi, serta berhubungan dengan berbagai penyakit.
ADVERTISEMENT
Disbiosis usus ini dapat meningkatkan risiko penyakit asma sebesar 41% 6, alergi sebanyak 21% 6, infeksi pernapasan sebanyak 29%7, dan tingkat skor kemampuan numerik yang lebih rendah (hingga 10% standar deviasi)8 di masa pertumbuhannya.
Menuru dr. Reza, baik kelahiran pervaginam maupun kelahiran Sectio-Caesarea, tentu harus memperhatikan nutrisi yang penting untuk anak, kesehatan, dan daya tahan tubuhnya. Nah, nutrisi dari ASI merupakan yang paling lengkap, mulai dari kandungan Laktosa sebagai sumber karbohidrat, lemak, protein, prebiotik, probiotik, vitamin, dan mineral.
"ASI mengandung oligosakarida (yang berperan sebagai prebiotik) dan berbagai bakteri baik seperti Bifidobacteria (yang berperan sebagai probiotik) yang tergabung disebut sinbiotik yang dapat meningkatkan kekuatan sistem imun pada anak. Sinbiotik merupakan kombinasi prebiotik dan probiotik yang terbukti secara klinis meningkatkan kinerja sistem imun, seperti membantu menurunkan kejadian ISPA, mencegah alergi makanan dan menaikkan toleransi pada asma,” jelas dr. Reza
ADVERTISEMENT
Selain itu, sinbiotik juga bermanfaat bagi kesehatan anak. Ya Moms, sinbiotik, merupakan kombinasi prebiotik (serat) dan probiotik (bakteri baik) yang bermanfaat baik bagi kesehatan si kecil.
“Penelitian membuktikan sinbiotik memiliki peran khusus untuk mengembalikan bakteri baik pada anak yang lahir secara caesar. Sinbiotik memulihkan kondisi saluran cerna setelah operasi caesar sejak hari-hari pertama kehidupan," tambah dr. Reza.
Kandungan sinbiotik juga terdapat dalam ASI dan dapat membantu meningkatkan jumlah bakteri baik, mencegah masalah kesehatan pencernaan, seperti terjadinya disbiosis usus. Dengan saluran cerna yang sehat, imunitas anak juga akan terjaga sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan dan perkembangan fisik di masa pertumbuhannya.
Annisa Soebandono menceritakan dampak persalinan caesar yang dihadapinya. Foto: RS Brawijaya.
Terkait persalinan caesar, Momfluencer Annisa Soebandono juga menceritakan pengalamannya.
ADVERTISEMENT
"Kedua anak saya lahir secara caesar dan saya pribadi memiliki pengalaman terkait halangan pemberian ASI secara eksklusif setelah persalinan. Saat itu saya mengalami masalah mastitis, yaitu penyumbatan pada puting payudara yang menyebabkan sulitnya ASI keluar. Kemudian, karna penyumbatannya sudah parah saya disarankan untuk melakukan tindakan laser. Setelah tindakan ini, akhirnya saya dapat memberikan ASI eksklusif baik secara breastfeeding maupun pumping kepada anak saya," jelas Annisa.
Pada awalnya, kata Annisa, ia mengalami over supply, namun setelah 6 bulan produksi ASI-nya semakin menurun. Setelah berkonsultasi dengan dokter, keadaan ini mungkin terjadi karna ia mengalami kelelahan. Setelah anaknya berumur satu tahun, untuk mendukung kelengkapan nutrisinya, ia memberikan susu formula sesuai anjuran dokter.”
ADVERTISEMENT
“Kegiatan edukasi bersama Brawijaya Hospital & Clinic ini membuka pengetahuan mengenai proses kelahiran dan setiap detailnya secara klinis yang mempengaruhi anak. Sehingga, ibu terlepas dari rasa khawatir dan lebih siap untuk memberikan yang terbaik bagi anak, terutama memenuhi kebutuhan nutrisi yang tepat untuk masa depannya.” tambah Annisa Soebandono.
Marketing and Sales Brawijaya Hospital & Clinic Antasari, Agus, juga merasa sangat senang karena dapat ikut berkontribusi dalam bentuk kegiatan edukasi untuk memperingati C-Section Awareness Month 2024.
"Dengan komitmen untuk mendukung dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak, Brawijaya Hospital & Clinic Antasari menghadirkan program edukasi sehingga ibu mendapatkan edukasi secara langsung dari ahlinya dan berbagi pengalaman sebagai orang tua. Harapan kami, semoga edukasi yang dilakukan hari ini dapat berdampak positif terhadap setiap tahap perkembangan anak," jelasnya.
ADVERTISEMENT