Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Anggota Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, Dr. Moretta Damayanti, Sp.A(K), M.Kes, terdapat lima syarat pemberian MPASI yang harus dipenuhi:
"Komponen keamanan pangan harus dilihat, mulai dari makanan disiapkan atau diproduksi, disimpan, hingga disajikan. Harus diingat ada bahan-bahan yang berbahaya atau harus diperhatikan," ucap dia dalam seminar media 'Keamanan Pangan untuk Anak' secara virtual, Selasa (4/6).
Misalnya, dari segi produksi dan penyimpanan, Dr. Moretta menyebut beberapa faktor risiko yang meningkatkan timbulnya penyakit lewat makanan karena sumber yang tidak aman, penyimpanan pada suhu yang tidak tepat, hingga alat masak dan alat makan yang terkontaminasi. Tidak lupa, faktor higienitas juga berperan memicu penyakit.
"Terutama anak-anak balita sangat rentan pada kontaminasi makanan. Sedangkan orang dewasa punya kekebalan yang lebih tinggi, tapi [imunitas] anak-anak masih berkembang. Kalau kita makan terkadang enggak apa-apa, tapi belum tentu ini terjadi pada anak-apa kita," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Dr. Moretta juga menyoroti beberapa jenis bakteri rentan terdapat pada MPASI si kecil.
"Sebagian besar, 40 persen MPASI terkontaminasi E.coli, ini terjadi pada saat masa penyimpanan MPASI yang homemade. Makanya, harus diperhatikan ibu-ibu saat siapkan MPASI, dan juga perhatikan suhu penyimpanannya," jelas Dr. Moretta
Mengapa hal ini penting diketahui? Sebab, selama ini ada beberapa penyakit yang bisa menjangkiti anak, dan berkaitan dengan makanan tidak higienis.
"Masalah diare, penyakit yang terkait dengan makanan, cukup banyak. Lebih dari 1 miliar kasus diare pada anak setiap tahun menurut WHO. Penyebabnya macam-macam: bakteri, virus, parasit, feses, pada anak yang malnutrisi, higienitas yang buruk, penyakit saluran cerna kronis, konsumsi antibiotik yang terlalu sering, atau intoleransi laktosa atau fruktosa," ungkap Dr. Moretta.
ADVERTISEMENT
Lantas, Bagaimana Cara Penyimpanan MPASI yang Aman?
Sebenarnya, sudah banyak penelitian yang meneliti soal keamanan pangan. Misalnya, masak harus mencapai suhu tertentu agar bakterinya mati dan dimasak hingga matang sempurna.
"Risiko kontaminasi meningkat bila pakai suhu rata-rata 5-60 derajat celcius. Atau waktu memanaskan suhunya tidak cukup tinggi atau merata. Dan seringkali menambahkan bahan-bahan yang sudah dimasak, padahal bahan yang sebenarnya sudah terkontaminasi," kata Dr. Moretta.
Ia juga menyebut cara pengolahan dan penyimpanan makanan yang tepat adalah dengan aturan 4-2. Ingat Moms, suhu rata-rata yang 'disukai' bakteri adalah antara 5-60 derajat celcius untuk berkembang biak.
"2 jam pertama setelah masak dan matang, maka dalam 2 jam segera dimakan atau diberikan pada anak. Atau segera disimpan kalau untuk dimakan pada waktu makan berikutnya. Lalu antara 2-4 jam itu makan segera pada anak. Kalau sudah lebih dari 4 jam dibuang," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui, bakteri penyebab kontaminasi dapat tumbuh pada makanan-makanan seperti daging, ikan, telur, kedelai, hingga nasi, pasta, serta sayuran. Maka dari itu, cara menyimpan ASI yang aman juga bisa menerapkan aturan-aturan ini:
ADVERTISEMENT