Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
115 Penerbangan di Korsel Terganggu Imbas Balon Sampah Kiriman Korut
3 Juli 2024 16:08 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Balon pembawa sampah yang dikirim oleh Korea Utara telah mengganggu lebih dari 100 penerbangan yang membawa total 10 ribu penumpang dari Korea Selatan. Hal itu dikatakan seorang anggota parlemen Korsel pada Rabu (3/7).
ADVERTISEMENT
Pyongyang telah menerbangkan lebih dari seribu balon yang membawa kantong sampah ke Korsel. Mereka mengeklaim sikap itu merupakan balasan atas propaganda anti-Kim Jon-un yang dikirim para aktivis di Korsel ke utara.
Balon-balon Korut sempat menghentikan penerbangan masuk dan keluar dari bandara Incheon Korea Selatan selama tiga jam pada 26 Juni lalu.
Beberapa pengiriman balon selama sebulan terakhir telah menunda sejumlah penerbangan untuk lepas landas atau mendarat, bahkan ada beberapa pengalihan rute.
Dikutip dari AFP, data terbaru dari Kementerian Transportasi Korsel, anggota parlemen Jeong Jun-ho mengatakan 115 pesawat komersial terganggu akibat pengiriman balon sampah kiriman Korut -- sejak akhir Mei. Hal itu berdampak pada lebih dari 10 ribu penumpang.
Ia menambahkan, setidaknya 15 jet, termasuk pendatang jarak jauh dari Amerika Serikat, terpaksa melakukan pendaratan alternatif.
ADVERTISEMENT
Ratusan penumpang dari penerbangan San Francisco, Vancouver, dan Los Angeles dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Incheon, namun berakhir di Bandara Cheongju tanpa mengetahui apa yang terjadi.
Jeong mendesak pihak berwenang supaya berbuat lebih banyak demi mencegah para aktivis mengirimkan balon-balon tersebut ke Korut.
Korsel tidak dapat memberikan sanksi kepada aktivis yang mengirim balon melintasi perbatasan karena keputusan pengadilan tahun 2023. Keputusan itu melarang sanksi karena dianggap dapat membatasi kebebasan berpendapat.
Hubungan antara kedua Korea berada di titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Pyongyang meningkatkan uji coba rudal seiring dengan semakin dekatnya hubungan mereka dengan Rusia. Mereka juga diduga memasok senjata ke Moskow untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
"Korut memilih mengirimkan sampah dibandingkan selebaran propaganda, seperti yang mereka lakukan selama Perang Dingin, karena mereka menganggap itu sebagai hal yang “menggelikan”," kata Pusat Studi Strategis dan Internasional dalam sebuah laporan, Senin (3/7), seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
"Namun balon-balon tersebut tidak boleh dianggap enteng. Balon-balon berisi sampah dan kerusakan yang ditimbulkannya adalah bentuk terorisme ringan," tambahnya.