Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pemkot Bandung melakukan relaksasi di sektor wisata dalam rangka membangkitkan kembali ekonomi yang turun akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah sektor wisata kembali dibuka seperti destinasi yang bersifat outdoor, tematik hingga bioskop. Tercatat ada 166 jenis wisata di Bandung yang diberikan relaksasi.
"Itu kurang lebih yang sudah kita berikan relaksasi itu kurang lebih 166 tempat untuk jenis kegiatan yang dilaksanakan," kata Kasie Pembinaan Jasa Usaha Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Edward Edo Parlindungan di Balai Kota Bandung, Selasa (3/11).
Edo mengatakan, bioskop di Bandung masih terpantau sepi meski sudah diatur hanya 50 persen dari total kapasitas. Jumlah keterisian penonton hanya 10 persen saja satu ruang teater.
Bahkan, hanya terdapat empat orang di dalam satu ruang bioskop. Dia menduga banyak masyarakat masih khawatir dengan COVID-19 sehingga tempat wisata masih sepi meski sudah dibuka.
ADVERTISEMENT
"Kondisinya seperti bioskop monitoring atau pantauan kita sampai saat ini juga masih sepi pengunjung. Mungkin kalau di Perwal-nya diatur 50 persen kapasitas untuk satu teater ya, tapi mungkin yang nonton tak lebih dari 10 persen, kadang hanya delapan atau empat orang," ucap dia.
Selama long weekend kemarin, Edo juga mengatakan jumlah tempat wisata di Bandung masih terlihat sepi. Misalnya, di Kebun Binatang Bandung dan kolam renang Karang Setra termasuk sejumlah mal dan hotel di Bandung.
"Mal tanggal 28 Oktober sampai tanggal 1 November, jumlah pengunjung kalau pun ada kenaikan tidak terlalu tinggi. Dengan luasnya mal masih terkendali lah," tutur dia.
Edo menegaskan, relaksasi dilakukan untuk memulihkan kembali ekonomi. Sebab, jika relaksasi tak dilakukan, Pemkot Bandung tak akan mendapatkan PAD.
ADVERTISEMENT
"Kalau itu tidak kita relaksasi, ya kita nanti tidak bisa mendapat apa pun, pemerintah kota juga tidak bisa mendapatkan pendapatan asli daerah yang kita dapatkan, jadi akhirnya kita buka dengan harapan ekonomi makin berkembang di Kota Bandung," tutup dia.