Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
M Dede Solehudin (42), tersangka pembunuhan berantai mengaku tahu dan setuju jika istrinya, Yeni (36), akan dibunuh Solihin alias Duloh (63) atas perintah Wowon Erawan (60) alias Aki.
ADVERTISEMENT
Fakta itu terungkap saat penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Cs di Cianjur, Jawa Barat.
"Ya, saya tahu istri saya mau dibunuh oleh Solihin dan Wowon. Malah, saya yang menjemput dia dari rumah kontrakan saya di Desa Kademangan, Kecamatan Mande, dan dibawa ke rumah kontrakan Wowon di Kampung Babakan Curug, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang," ujar Dede saat rekonstruksi di Kampung Babakan Curug, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (2/3).
Dede mengaku ikhlas istrinya dibunuh karena dijanjikan akan mendapatkan kekayaan yang banyak dari Wowon.
Namun, Yeni selamat dari pembunuhan karena berhasil kabur dari rumah kontrakan Wowon. Bukan hanya sekali, Yeni berhasil dua kali kabur.
ADVERTISEMENT
"Setelah kabur yang pertama, sempat saya susul dan berhasil dibujuk dan dibawa kembali ke rumah kontrakan Wowon. Namun, Yeni berhasil kabur lagi," tutur Dede.
Setelah itu, Yeni kemudian berangkat menjadi tenaga kerja wanita (TKW) ke Turki dan sampai sekarang belum kembali.
Sementara 2 korban pembunuhan Wowon Cs, Noneng dan Farida, sempat digauli oleh Solihin alias Duloh sebelum dibunuh.
Berdasarkan pengakuan Solihin, Noneng yang merupakan mertua Wowon, digauli di rumah Solihin di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang.
"Saat diajak melakukan hubungan badan, Noneng tidak menolak," kata Solihin. Beberapa saat kemudian Noneng dibunuh dengan cara dicekik.
Selain Noneng, korban lain bernama Farida mendapatkan perlakuan yang sama.
"Saya ajak bersetubuh, dia mau. Baru saya bunuh dengan dicekik," tandas Solihin.
ADVERTISEMENT