2 Kasus Dugaan Keracunan Makanan Terjadi di Bantul: Nugget dan Nasi Kotak

12 September 2024 12:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nugget. Foto: MaraZe/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nugget. Foto: MaraZe/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dua kasus dugaan keracunan terjadi di Kabupaten Bantul. Pertama, di sebuah SD swasta di Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, pada 10 September. Ada 64 siswa yang terdampak, bahkan lima di antaranya sempat dibawa ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Gejala keracunan ini muncul setelah para siswa menyantap makan siang pemberian sekolah.
"Makan siang itu berupa nasi, sayur lodeh, dan nugget ayam," kata Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, Kamis (12/9).
Jeffry menjelaskan setelah makan siang bersama, pada pukul 13.00 WIB sampai 14.00 WIB, anak kelas 1 sampai 6 masih melaksanakan proses pembelajaran mengaji.
"Tiba-tiba satu persatu sampai sekitar 10 anak mengeluh sakit perut disertai dengan mual, pusing dan muntah," terangnya.
Belakangan diketahui, nugget ayam itu rasanya sudah aneh.

Kasus Kedua: Nasi Kotak

Ilustrasi sakit perut. Foto: Shutterstock
Kasus dugaan keracunan makanan yang kedua terjadi di Kapanewon Jetis, Bantul. Disebutkan ada puluhan orang yang mengalami gejala keracunan usai santap nasi kotak di acara penetapan rintisan desa budaya di Kalurahan Patalan.
ADVERTISEMENT
"Kejadian bermula saat perangkat Kalurahan Patalan, Agus Dasa Ratnaka, menerima laporan dari Dukuh Gelangan, Patalan, pukul 10.00 WIB. Laporan itu terkait beberapa warganya mengalami gejala keracunan makanan," jelasnya.
"Saksi mendapat laporan 9 warga Gelangan diduga keracunan makanan usai memakan nasi kotak pasca kegiatan penetapan rintisan desa budaya di Kalurahan Patalan," tutur Jeffry.
Jeffry mengatakan dua kasus ini masih dalam penyelidikan kepolisian.

Tak Bisa Disepelekan

Kasidokkes Polres Bantul, Ida Wahyuningsih, menegaskan keracunan makanan tak bisa disepelekan.
"Penting untuk diperhatikan karena kondisi tersebut dapat berbahaya bila tidak segera mendapatkan penanganan,” kata Ida dalam keterangannya.
Ida menjelaskan makanan maupun minuman apabila tak diolah atau disimpan dengan baik akan rentan terkontaminasi kuman.
"Saat hal ini terjadi, kuman tersebut bisa menghasilkan zat beracun dan bila dikonsumsi, bisa memicu keracunan makanan," jelasnya.
ADVERTISEMENT

Gejala dan Lama Durasi

Ilustrasi anak sakit perut. Foto: Shutterstock
Sementara, gejala keracunan meliputi mual, muntah, diare, lemas, demam, dan perut melilit.
"Ini (gejala) dapat muncul dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi kuman," bebernya.

Pertolongan Pertama

Ida pun menyampaikan langkah awal yang perlu dilakukan apabila seseorang merasa mengalami gejala keracunan.
Pertama cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan memperbanyak minum air putih. Kedua, konsumsi makanan yang tepat yakni dengan tidak mengonsumsi makanan apa pun selama beberapa jam setelah muncul gejala.
Setelah merasa nyaman barulah mencoba mengonsumsi makanan yang mudah dicerna yakni makanan rendah lemak, rendah serat, dan tanpa banyak tambahan bumbu seperti bubur, kentang, pisang, dan madu.
Ketiga, hindari obat tanpa resep dokter. "Diare dan muntah selama keracunan makanan adalah proses alami tubuh untuk membersihkan saluran cerna dari racun serta bakteri, virus, dan parasit berbahaya," katanya.
Jahe. Foto: Shutterstock
Selanjutnya langkah keempat adalah minum air jahe. Ini bisa meredakan rasa tak nyaman di perut.
ADVERTISEMENT
"Selain jahe, keracunan makanan juga bisa ditangani dengan mengonsumsi asupan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, yang dapat menyehatkan kembali saluran cerna. Meski begitu, yoghurt lebih baik dikonsumsi saat kondisi tubuh sudah mulai pulih," bebernya.
Terakhir adalah istirahat yang cukup agar daya tahan tubuh dapat bekerja optimal untuk melawan kuman penyebab keracunan.
"Gejala keracunan makanan umumnya akan mereda dalam beberapa hari hingga 1 minggu. Segeralah ke dokter bila gejala keracunan makanan tidak kunjung membaik," kata Ida.