2 Pengakuan Pembonceng Afif: Soal Tawuran & Ajakan Lompat dari Jembatan

9 Juli 2024 19:00 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garis polisi di TKP ditemukannya mayat Afif Maulana di bawah Jembatan Sungai Kuranji, Padang, Jumat (5/7/2024). Foto: Muthia Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Garis polisi di TKP ditemukannya mayat Afif Maulana di bawah Jembatan Sungai Kuranji, Padang, Jumat (5/7/2024). Foto: Muthia Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Saksi kunci dalam kasus kematian Afif Maulana (13 tahun) di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, akhirnya bicara. Ia adalah Aditya, pengendara motor yang membonceng Afif pada saat kejadian.
ADVERTISEMENT
Kasus ini mencuat usai LBH Padang mengungkapkan kecurigaan bahwa Afif tewas karena disiksa polisi. Polisi pun menyatakan Afif tewas karena lompat dari jembatan.
Bagaimana pengakuan Aditya?
Aditya mengungkapkan bahwa kendaraan mereka ditendang oleh polisi saat melakukan pencegahan dan pembubaran aksi tawuran pada 9 Juni lalu itu. Dia mengakui bahwa dini hari itu, dia dan Afif memang hendak tawuran.
"Memang kami pergi untuk tawuran. Ada yang membawa sajam (senjata tajam) dalam rombongan kami, tapi Afif dan saya tangan kosong," katanya pada Senin (9/7).

Afif Disebut Kirim WA soal Tawuran

Foto Afif Maulana, remaja 13 tahun yang ditemukan tewas di bawah Jembatan Sungai Kuranji, Padang. Foto: Muthia Firdaus/kumparan
Aditya menjelaskan bahwa awalnya Afif mengirim pesan WhatsApp (WA) untuk menanyakan informasi tentang tawuran. Setelah itu, Afif datang ke rumahnya.
"Kami sempat membuat mi di dekat pos ronda. Saat itu, para pemuda di sana sedang memasak mi bersama-sama. Saya dan Afif ikut makan bersama," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Pada sekitar pukul 01.30 dini hari, saya mengambil handphone di rumah bersama Afif. Saya bertanya posisi teman-teman kami, dan mereka menjawab bahwa mereka berada di lapangan cengkeh, jadi kami menyusul ke sana," sambungnya.
Rombongan anak-anak tawuran telah berkumpul di lapangan cengkeh yang berada di antara Kecamatan Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung.
"Dalam rombongan itu, hanya beberapa yang saya kenal. Selanjutnya, kami beranjak dari lapangan untuk melangsungkan aksi tawuran," lanjutnya.
Sebelum sampai di Jembatan Kuranji, Aditya menjelaskan bahwa rombongannya sempat berteriak bahwa ada sepeda motor KLX, yang dimaksud adalah para personel Ditsamapta Polda Sumbar.
Saat itulah terjadi pengejaran. Aditya mengungkapkan bahwa setelah sampai di pertengahan Jembatan Kuranji, kendaraan yang ditumpanginya bersama Afif ditendang oleh polisi.
ADVERTISEMENT
"Kendaraan kami ditendang, saya dan Afif terguling-guling ke sebelah kiri. Kami berdua berdiri di trotoar, di pertengahan jembatan," jelasnya.

Aditya Diajak Afif Melompat dari Jembatan

Jembatan Sungai Kuranji, Kota Padang. Foto: Muthia Firdaus/kumparan
Pada saat itu, terjadi percakapan antara Afif dan Aditya. Afif mengajak Aditya untuk melompat.
"Afif berkata, 'Bang, kita lompat aja, Bang'. Saya jawab, 'Enggak, Dek. Abang tidak mau lompat, Abang menyerahkan diri saja. Abang mencari handphone dulu. Jangan lompat ya, Dek'," ujar Aditya menirukan percakapannya dengan Afif.
Ketika Aditya membelakangi Afif untuk mencari handphone-nya, pada saat itulah dia diamankan oleh polisi. Dia mengaku bahwa saat diamankan, dirinya tidak melihat Afif lagi.
"Saya tidak melihat Afif lagi setelah dia bicara ingin melompat di jembatan," imbuhnya.
Aditya membantah informasi bahwa Afif dikerumuni polisi di atas jembatan.
ADVERTISEMENT
"Itu informasi tidak benar. Tidak ada sama sekali," tegasnya.
Aditya menyebutkan bahwa saat dirinya dipiting polisi, dia sempat memberitahukan bahwa Afif ingin melompat. Namun, polisi yang dia beri tahu tidak percaya karena tingginya jembatan ke sungai.
"Saya bilang, 'Pak, teman saya ada yang mau melompat'. Polisi menjawab, 'Jembatannya ini tinggi'. Lalu saya dikumpulkan bersama pelaku tawuran lainnya," ceritanya.
Garis polisi di TKP ditemukannya mayat Afif Maulana di bawah Jembatan Sungai Kuranji, Padang, Jumat (5/7/2024). Foto: Muthia Firdaus/kumparan
TKP ditemukannya mayat Afif Maulana di bawah Jembatan Sungai Kuranji, Padang, Jumat (5/7/2024). Foto: Muthia Firdaus/kumparan

Di Polsek Kuranji, Afif Tidak Ada

Aditya juga menegaskan bahwa tidak benar Afif dibawa ke Mapolsek Kuranji. Hanya ada 17 terduga pelaku tawuran lainnya yang diamankan pada dini hari itu.
"Di polsek, Afif tidak ada sama sekali. Itu isu-isu yang beredar tidak benar. Saat di polsek, saya sempat berbicara lagi dengan petugas kepolisian. Mereka mengambil dokumentasi, saya bilang, 'Pak, teman saya ada yang ingin melompat tadi'. Tapi tidak dihiraukan oleh petugas," bebernya.
ADVERTISEMENT
Polsek Kuranji petang hari Kamis (4/7/2024). Foto: Muthia Firdaus/kumparan
Dari Mapolsek Kuranji, para terduga pelaku tawuran dibawa ke Mapolda Sumbar. Lagi-lagi, Aditya menyampaikan perihal Afif yang melompat.
"Saat itu di dekat ruangan, saya lupa ruangannya. Polisi bertanya, 'Kenapa luka-luka ini?' Saya jawab, 'Saya yang tertangkap di Jembatan Kuranji, Pak, yang terjatuh. Teman saya katanya ada juga yang ingin melompat'. Polisi itu seperti tidak percaya," jelasnya.
Aditya mengaku bahwa paman Afif sempat datang ke rumahnya. Namun, saat itu dia belum pulang dari Polresta Padang. Paman Afif marah-marah kepadanya.
"Waktu itu, paman korban datang ke rumah saya. Dia ingin bertemu saya. Tapi saya masih di Polresta Padang, belum pulang. Paman korban marah-marah sampai melempar kunci ke kakak saya, mengenai perut kakak saya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Aditya menduga bahwa marahnya paman Afif karena kesulitan bertemu dengannya. Paman Afif ingin membawa Aditya ke LBH Padang.
"Ya, karena tidak bisa bertemu dengan saya. Katanya mau membawa saya ke pengacaranya," kata Aditya.