20 Warga Sipil Tewas Kena Bom, Milisi M23 dan Tentara Kongo Saling Tuduh

26 Januari 2024 5:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota milisi M23 di Rangira, Kongo pada 17 Oktober 2012. Foto: Junior D. Kannah / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Anggota milisi M23 di Rangira, Kongo pada 17 Oktober 2012. Foto: Junior D. Kannah / AFP
ADVERTISEMENT
Sekitar 20 warga sipil tewas akibat serangan bom yang terjadi di Kota Mweso, wilayah Masisi, Provinsi Kivu, Republik Demokratik Kongo, pada Kamis (25/1) waktu setempat. Tentara Kongo dan milisi pemberontak M23 yang didukung Rwanda saling tuduh soal siapa biang kerok serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, militer Kongo dalam pernyataannya menyebut pasukan M23 telah menembakkan bom mortir ke Kota Mweso. Saat itu, militan M23 tengah dipukul mundur dengan operasi militer Kongo.
Di sisi lain, pemimpin M23, Bertrand Bisimwa, memberikan keterangan berbeda. Ia menuding tentara Kongo menggunakan drone dan artileri berat untuk mengebom daerah pemukiman di Mweso itu.
Anggota milisi M23 di Bunagana, Kongo pada tanggal 7 Juni 2012. Foto: Michele Sibiloni/AFP
"Pengeboman ini juga menewaskan bayi, perempuan, laki-laki, dan menghancurkan rumah, gereja, serta sekolah," ucap Bisimwa.
Konflik antara pasukan militer Kongo dengan militan M23 ini telah memaksa puluhan ribu warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka. Hal ini juga memperburuk krisis keamanan dan kemanusiaan yang selama beberapa dekade terakhir berlangsung di kawasan tersebut.
Konflik berkepanjangan juga memicu krisis diplomatik antara Kongo dengan negara tetangganya, Rwanda. Kongo menuding Rwanda telah mendukung pasukan militan M23, namun Rwanda menyangkalnya.
ADVERTISEMENT
Kelompok M23 mengeklaim mereka sebenarnya membela kepentingan Tutsi untuk melawan milisi etnis Hutu, yang pemimpinnya disebut-sebut terlibat genosida Rwanda tahun 1994. Dalam tragedi itu, lebih dari 800 ribu orang Tutsi dan Hutu moderat jadi korban.