Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski begitu, pemerintah Malawi mengeklaim wabah kolera ini telah melewati puncak kasus pada Oktober lalu.
“Jumlah (kasus kolera) menurun setelah mencapai puncaknya pada Oktober,” kata Direktur Pelayanan Kesehatan Preventif, Storm Kabuluzi, dilansir AFP, Kamis (10/11).
Berdasarkan data per Selasa (9/11), ditemukan tambahan 174 kasus baru. Angka kasus ini menurun jika dibandingkan Oktober lalu yang bisa mencapai 200 kasus per hari.
Jika diakumulasikan sejak Maret 2022, negara bagian Afrika Selatan itu telah mencatat 7.499 kasus. Menjadikan wabah penyakit ini yang terbesar selama 10 tahun terakhir.
Salah satu penyebab kolera masih mewabah di Malawi adalah karena kesadaran penduduknya yang rendah dalam mengatasi penyakit ini.
Beberapa di antara mereka memutuskan untuk tidak melakukan pengobatan karena alasan agama. Untuk memastikan gelombang kasus ini tidak terjadi lagi, Pemerintah Malawi mengimbau kepada pemuka agama untuk mensosialisasikan pengobatan kolera.
ADVERTISEMENT
Meski gejala penyakit ini cukup umum seperti diare dan muntah, penyakit ini bisa sangat berbahaya bagi anak kecil. Efek sampingnya mulai dari dehidrasi hingga kematian.
Lebih lanjut mengenai wabah ini, WHO dan UNICEF mengatakan Malawi telah menerima 2,9 juta dosis vaksin kolera.
Tidak hanya Malawi, di seluruh dunia penyakit ini menyerang hampir 4 juta orang setiap tahunnya. 143 ribu di antaranya meninggal dunia.