Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
3 Toko di Malaysia yang Jual Kaus Kaki Lafaz Allah Dilempari Bom Molotov
3 April 2024 13:18 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tiga toko minimarket di Malaysia yang menjual kaus kaki berlafaz Allah menjadi sasaran bom molotov selama seminggu terakhir.
ADVERTISEMENT
Salah satu toko KK Super Mart di Kuching, ibu kota Sarawak, di Kalimantan Malaysia, terkena bom molotov pada Minggu (31/3).
Hal itu terjadi sehari setelah serangan terpisah terhadap toko di Pahang, pantai timur semenanjung Malaysia. Pada 26 Maret, sebuah toko di Perak juga menjadi sasaran bom molotov
Tidak ada korban jiwa dalam rentetan insiden ini, dan polisi masih melakukan penyelidikan.
Serangan tersebut terjadi usai gambar kaus kaki berlafaz “Allah” di salah satu toko tersebut tersebar di media sosial. Unggahan itu memicu kemarahan umat Islam. Beberapa menganggap penggunaan kata "Allah" yang dikaitkan dengan kaki sebagai tindakan yang menyinggung.
Mayoritas Muslim di Malaysia adalah etnis Melayu, jumlahnya mencapai dua pertiga populasi. Selain itu etnis terbanyak berikutnya adalah China dan India.
ADVERTISEMENT
CEO KK Super Mart, Chai Kee Kan, dan istrinya didakwa lantaran dianggap telah menistakan agama pada minggu lalu. Sementara tiga pejabat pemasok didakwa dengan tuduhan bersekongkol dengan mereka. Kelimanya mengaku tidak bersalah.
Jika terbukti bersalah mereka dapat dijatuhi hukuman satu tahun penjara dan denda.
Chai Kee Kan menyalahkan pemasok. Ia mengatakan hanya ada 14 pasang kaus kaki yang berlafaz Allah di tiga gerai KK Super Mart.
Kedua perusahaan telah meminta maaf. Menurut pihak pemasok, kaus kaki itu merupakan bagian dari pengiriman besar-besaran ke China.
Beberapa politisi, termasuk ketua pemuda partai politik Melayu koalisi pemerintahan PM Anwar Ibrahim, dituduh menyerukan boikot terhadap toko-toko tersebut.
Setelah insiden bom molotov, Raja Malaysia, Sultan Ibrahim, menyerukan persatuan dan mengatakan bahwa pemimpin masyarakat perlu bertindak secara dewasa.
ADVERTISEMENT
Seorang tokoh senior polisi juga memperingatkan agar tak terjadi eskalasi. Tragedi kerusuhan Kampung Medan, antara komunitas India dan Melayu, pada 2001 tak boleh terulang lagi.
James Chai, dari Iseas-Yusof Ishak Institute, mengatakan serangan ini harus menjadi peringatan bahwa keharmonisan dan perdamaian dalam komunitas rasial tidak boleh dianggap remeh.