35 Ribu Orang di Gaza Dibunuh Israel, Sekjen PBB Minta Segera Gencatan Senjata

13 Mei 2024 10:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelayat memegang jenazah anak Palestina yang tewas dalam serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas di rumah sakit Abu Yousef al-Najjar di Rafah, di Jalur Gaza Selatan (6/5/2024). Foto: Mohammed Salem / REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pelayat memegang jenazah anak Palestina yang tewas dalam serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas di rumah sakit Abu Yousef al-Najjar di Rafah, di Jalur Gaza Selatan (6/5/2024). Foto: Mohammed Salem / REUTERS
ADVERTISEMENT
Sekjen PBB Antonio Guterres meminta gencatan senjata sesegera mungkin di Gaza. Seruan itu disampaikan saat korban jiwa serangan Israel ke Gaza menembus 35 ribu lebih orang.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Guterres disampaikan lewat sebuah video yang dirilis pada acara amal yang digelar di Kuwait pada Minggu (12/5) waktu setempat.
Guterres menekankan Hamas harus membebaskan semua sandera Israel tanpa syarat. Dia juga meminta agar bantuan kemanusiaan ke Gaza bisa masuk secepatnya.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan pandangannya dalam KTT ke-13 ASEAN-PBB di Jakarta, Kamis (7/9/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
"Gencatan senjata hanya sebuah awal," ucap Guterres seperti dikutip dari Al-Jazeera.
Saat seruan disampaikan Guterres, tank-tank Israel dilaporkan menyerang Jabalia. Di tempat lain, serangan Israel di Beit Lahiya dan Rafah menewaskan puluhan orang warga Gaza.
Menurut laporan kantor berita Palestina, WAFA, terdapat 12 jenazah yang berada di rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya pada hari Minggu kemarin.
Keterangan pejabat badan Pertahanan Sipil Palestina di Gaza, Mahmoud Basal, tidak ada lagi bantuan medis dan kemanusiaan bagi warga Gaza, khususnya di bagian utara.
ADVERTISEMENT
"Kami kehilangan 80 persen kemampuan dan tak ada yang merespons seruan yang kami sampaikan ke institusi internasional," ujar Basal.
Sedangkan badan urusan pengungsi Palestina, UNRWA, menyebut bahwa selain 35 ribu korban jiwa, terdapat 300 ribu orang yang angkat kaki dari kamp pengungsian di Rafah.
Rafah merupakan tempat pengungsian warga Gaza dari serangan Israel. Akan tetapi, sejak Mei ini Israel malah meningkatkan intensitas serangan ke Rafah.