Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Empat tahun sudah kasus penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan berlalu. Tepatnya pada 11 April 2017 lalu, insiden yang membuat mata kiri Novel Baswedan buta itu terjadi.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, baru dua orang oknum polisi yang dijerat hukum terkait kasus tersebut. Rahmat Kadir Mahulette divonis 2 tahun penjara, dan Ronny Bugis 1 tahun 6 bulan penjara. Motif penyerangan: dendam pribadi.
Selain vonis yang dianggap ringan, hukuman terhadap kedua polisi itu dinilai belum menyelesaikan kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. Sebab diyakini, ada aktor intelektual di balik serangan kepada penyidik senior KPK yang kerap mengusut kasus besar itu.
Empat tahun sudah berlalu, bagaimana kabar Novel Baswedan saat ini?
"Saya sedang fokus penyembuhan mata, Mas," kata Novel saat berbincang dengan kumparan, Senin (12/4).
Mata kiri Novel Baswedan sudah tidak bisa diperbaiki lagi akibat insiden air keras itu. Sementara mata kananya pun kondisinya tidak menentu.
ADVERTISEMENT
"Kondisi sekarang tinggal satu (mata) dan penglihatannya naik turun. Semoga ke depan semakin baik dan sembuh seperti sedia kala, aamiin. InsyaaAllah," ucap Novel.
Terkait kasus air keras, mantan polisi ini mengaku sudah bingung saat ditanya apa lagi yang diharapkannya. Sebab sudah berulang kali ia suarakan dengan lantang.
"Apa lagi yang mau disampaikan? Rasanya sudah beberapa kali saya menyampaikan. Ketika aparatur negara yang bertugas untuk kepentingan negara diserang, harusnya menjadi perhatian serius, untuk diungkap tuntas," kata Novel.
Namun apa yang disampaikan oleh Novel itu dinilai bertolak belakang dengan apa yang terjadi. Bahkan, selain kasusnya yang belum tuntas ini, kasus penyerangan lain kepada penggawa KPK pun tak ada yang diusut.
"Kita juga harus ingat bahwa tidak ada satu pun kasus serangan kepada orang-orang KPK yang diungkap," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Hal ini penting disampaikan, karena tidak boleh negara kalah dengan koruptor yang melawan dengan segala cara. Bahkan berani menyerang aparat pemberantas korupsi yang kemudian dibiarkan atau tidak diungkap," sambung Novel.