40 Tentara Keamanan Istana Presiden Brasil Dipecat Imbas Kerusuhan di Brasilia

18 Januari 2023 5:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas dan kendaraan Pasukan Keamanan Nasional berjaga di luar Istana Planalto di Brasilia pada Rabu (11/1/2023). Foto: Evaristo SA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas dan kendaraan Pasukan Keamanan Nasional berjaga di luar Istana Planalto di Brasilia pada Rabu (11/1/2023). Foto: Evaristo SA / AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, memecat 40 tentara yang bertugas menjaga Istana Kepresidenan Alvorada, Selasa (17/1). Mereka dipecat karena dianggap gagal menindak ribuan orang yang menyerbu gedung-gedung pemerintahan pada 8 Januari silam.
ADVERTISEMENT
Lula yakin ada bantuan internal dalam kerusuhan yang terjadi selama empat jam di Gedung Kongres, Istana Planalto, dan Mahkamah Agung di Plaza Three Powers Square, Ibu Kota Brasilia. Dalam insiden itu, massa menghancurkan furnitur, komputer, hingga sejumlah karya seni.
Lautan perusuh ini merupakan kelompok sayap kanan atau pendukung garis keras mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Mereka berusaha membatalkan hasil pemilu yang dimenangkan tipis oleh Lula pada Oktober 2022 lalu.
Pendukung mantan Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro yang menentang pemilihan Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva berkumpul di Istana Planalto, Brasilia, Brasil. Foto: Adriano Machado/REUTERS
Lula—yang baru dilantik pada 1 Januari 2023—lantas bersumpah akan menyingkirkan semua pendukung garis keras pendahulunya yang masih tersisa dalam pasukan keamanan Brasil.
"Banyak yang terlibat di kalangan polisi militer. Ada banyak orang dari angkatan bersenjata yang terlibat," ungkap Lula, dikutip dari Reuters, Rabu (18/1).
ADVERTISEMENT
"Saya yakin pintu istana dibuka agar orang-orang ini masuk, karena saya tidak melihat pintunya rusak," tambahnya.
Sebagian besar pasukan keamanan yang menjaga kediaman presiden tersebut berasal dari angkatan darat. Namun ada juga anggota yang berasal dari angkatan laut, angkatan udara, dan kepolisian militer.
Militer Brasil bersihkan kamp yang ditinggalkan pendukung Jair Bolsonaro, di luar Markas Besar Angkatan Darat di Brasilia, Brasil. Foto: Ricardo Moraes/REUTERS
Pekan lalu, Lula menyebut anggota pasukan keamanan tersebut membiarkan kelompok sayap kanan menyerbu gedung-gedung utama pemerintah. Investigasi menunjukkan dugaan adanya penyimpangan keamanan secara sengaja yang memungkinkan kerusuhan terjadi.
"Bagaimana saya bisa memiliki orang di luar kantor saya yang mungkin akan menembak saya?" tanya Lula, dikutip dari AFP.
Lula melayangkan kritik terhadap tentara pula. Pasalnya, mereka tidak mencegah dan memberantas pendukung Bolsonaro berkemah di luar markas besar militer di Brasilia. Kerumunan tersebut bahkan menuntut intervensi militer untuk membatalkan hasil pemilu.
ADVERTISEMENT
Bolsonaro, yang meninggalkan Brasil dua hari sebelum pelantikan Lula untuk pergi ke Amerika Serikat (AS), sedang diselidiki atas dugaan menghasut pemberontakan di Brasilia.
Kendati demikian, dia membantah memiliki kaitan dengan kerusuhan tersebut. Dalam sebuah video yang muncul pada Senin (16/1), Bolsonaro menyatakan "penyesalan" atas peristiwa ini.