5 Fakta soal Praka Pujiyono: Evakuasi Korban Longsor hingga Sukhoi

8 Februari 2018 20:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pencarian korban longsor di Cijeruk (Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Pencarian korban longsor di Cijeruk (Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
ADVERTISEMENT
Video viral Praka Pujiyono, prajurit Batalyon 14 Grup I Kopassus TNI Angkatan Darat, yang mengevakuasi korban longsor Cijeruk pada Selasa (6/2) menyita perhatian masyarakat. Tanpa peralatan modern ataupun anjing pelacak, tiga jenazah longsor ditemukan menggunakan teknik getaran dan olah napas bela diri pencak silat Merpati Putih.
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) merangkum 5 fakta soal Praka Pujiyono dan teknik olah napas miliknya.
1. Bukan tenaga dalam
Praka Pujiyono (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Praka Pujiyono (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan)
Praka Pujiyono mengungkapkan dalam bela diri pencak silat Merpati Putih tidak mengenal istilah tenaga dalam. Teknik yang digunakan olehnya adalah hasil dari olah napas.
"Ini merupakan teknik pengolahan napas yang dikembangkan melalui imajinasi dengan menyalurkan gelombang elektromagnetik dalam mencari suatu objek," ujar Praka Pujiyono saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Batalyon 14 Grup I Kopassus TNI Angkatan Darat, Bogor, Jawa Barat. Rabu (7/2).
2. Lari 20 km tanpa alas kaki
Aksi anggota Kopassus gunakan tenaga dalam. (Foto: Instagram/@infokomando)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi anggota Kopassus gunakan tenaga dalam. (Foto: Instagram/@infokomando)
Tak sembarang orang bisa memiliki skill olah napas dan teknik getaran serupa dengan Praka Pujiyono. Mayor Infantri Wahyo Yuniartoto selaku komanda Praka Pujiyono mengatakan dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dan usaha maksimal demi mencapai tingkatan kombinasi II tersebut.
ADVERTISEMENT
"Yang paling tinggi namanya Dewan Guru. Kombinasi II itu sudah tinggi dan dibutuhkan tahapan-tahapan seperti lari 20 km tanpa alas kaki. Supaya bisa merasakan panasnya bumi, dinginnya malam, sehingga rute yang dirasakan itu beragam medan," kata Wahyo.
3. Tidak ada ritual khusus
Praka Pujiyono (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Praka Pujiyono (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan)
Selama mendalami teknik olah napas bela diri pencak silat Merpati Putih, Praka Pujiyono mengaku tak memiliki ritual atau larangan khusus.
"Selama ini tidak pernah ada ritual, murni dari dalam diri sendiri. Larangan juga tidak ada," tambahnya.
4. Pernah mengevakuasi korban Sukhoi
Ilustrasi pesawat Sukhoi (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat Sukhoi (Foto: Wikimedia Commons)
Sebelum viral karena video evakuasi korban longsor, Praka Pujiyono pernah membantu pencarian korban dan puing-puing pesawat Sukhoi yang jatuh di Gunung Salak pada tahun 2012 menggunakan teknik olah napas yang serupa.
ADVERTISEMENT
"Untuk evakuasi Sukhoi selama dua minggu di Gunung Salak, dengan sekitar lebih dari 10 satgas yang diturunkan untuk pencarian Sukhoi. Karena kondisi wilayah dan cuaca yang terjal, saya menggunakan teknik yang sama yakni teknik olah napas," ujar Praka Pujiyono saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Batalyon 14 Grup I Kopassus TNI Angkatan Darat, Bogor, Jawa Barat. Rabu (7/2).
5. Tidak memikirkan ketenaran
aksi anggota kopassus gunakan tenaga dalam (Foto: Others/infokomando)
zoom-in-whitePerbesar
aksi anggota kopassus gunakan tenaga dalam (Foto: Others/infokomando)
Saat aksinya mengevakuasi jenazah korban longsor Cijeruk tersebar, Praka Pujiyono mengaku tak pernah berfikiran videonya tersebut menjadi viral dan dikenal banyak orang.
"Saya tidak punya pikiran jauh ke sana, niat saya kemarin untuk membantu masyarakat korban longsor," kata Praka Pujiyanto.