Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Eks Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari kini diusulkan untuk bisa membantu pemerintah menangani pandemi COVID-19. Salah satu usulan pelibatan Siti ini hadir dari Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin.
ADVERTISEMENT
Menurut Sultan, Siti Fadilah bisa menjadi orang yang tepat dalam memberikan wawasan, pertimbangan, hingga strategi kebijakan jangka pendek maupun panjang dalam mengatasi pandemi corona.
"Saya meminta kepada Bapak Presiden RI untuk memanggil ibu Siti Fadilah Supari ke Istana dan sekaligus pemerintah untuk dapat memberikan ruang keterlibatan secara formal (kewenangan khusus) dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Indonesia," kata Sultan dalam keterangannya, Rabu (21/7).
Siti Fadilah sebelumnya memang pernah beberapa kali menyatakan pendapatnya terkait COVID-19 di Indonesia. Namun, beberapa kali pendapatnya ikut mengkritik cara penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah.
Berikut adalah 6 pernyataan Siti Fadilah yang menuai kontroversi menanggapi pandemi COVID-19 di Indonesia, dikutip dari berbagai sumber.
1. Siap Bantu Pemerintah Tangani COVID-19
Siti Fadilah selesai menjalani hukuman penjara selama 4 tahun akibat korupsi alat kesehatan dan bebas pada Oktober 2020. Selesai menjalani masa hukuman, ia mengaku siap membantu pemerintah dalam mengatasi pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan kuasa hukum Siti Fadilah, Kholidin Achmad, yang menyebut kliennya masih akan fokus pada bidang kesehatan.
"Akan concern sebagai dosen dan peneliti juga. Terlebih saat pandemi ini, akan menyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya kepada pemerintah dalam menangani virus (corona)," ungkap Kholidin.
2. Yakin Indonesia Mampu Buat Vaksin Corona
Dalam wawancara di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Siti menilai Indonesia bisa mandiri dalam menghadapi pandemi virus corona dan mampu membuat vaksin sendiri.
"Indonesia harus mandiri, bikin vaksin sendiri kalau memang perlu vaksin. Kalau tidak, ya tidak perlu dibuat, orang Indonesia antibodinya tinggi. Saat flu burung antibodi orang Indonesia luar biasa," kata dia.
"Dan kita mampu?" tanya Deddy.
"Mampu. Eijkman, Surabaya juga, BPPT Yogya juga mungkin bisa, tapi sekarang fokusnya di Eijkman. Menurut saya bisa. kita mampu," balas Siti.
ADVERTISEMENT
3. Dukung dan Ikut Disuntik Vaksin Buatan Terawan
Pada April 2021, Siti Fadilah menjadi salah satu tokoh publik yang menyodorkan diri sebagai relawan untuk disuntik vaksin Nusantara atau sel dendritik buatan eks Menkes Terawan Agus Putranto.
Ia beralasan ingin menghargai penelitian yang dilakukan Terawan, termasuk memberikan dukungan untuk mengatasi pandemi corona. Meski menuai banyak kritikan, Siti yakin vaksin tersebut bisa memberikan manfaat yang besar bagi banyak masyarakat.
"Ini penelitian, bukan vaksinasi tapi penelitian. Saya menghargai pendapat Dokter Terawan yang saya sudah kenal. Dia seorang researcher. Saya mendukung dengan cara mengikuti penelitian ini. Karena ini baru penelitian," tuturnya.
Untuk diketahui, uji klinis fase II vaksin Nusantara tak direstui BPOM karena belum memenuhi sejumlah persyaratan.
ADVERTISEMENT
4. Pertanyakan Lonjakan Kematian Akibat COVID-19
Siti Fadilah ikut mempertanyakan kasus kematian akibat COVID-19 yang terus melonjak. Padahal, program vaksinasi corona yang digencarkan pemerintah sudah berjalan 7 bulan lamanya.
"Setelah vaksinasi dimulai sampai kira-kira 10 juta orang divaksin, morbiditas dan mortalitas seperti apa, lho kok malah meningkat?" ucap Siti dalam diskusi virtual, Kamis (1/7).
Untuk diingatkan, vaksinasi corona memang bisa mengurangi gejala apabila seseorang terinfeksi COVID-19. Namun, ditegaskan tidak mencegah seseorang tertular virus tersebut.
Ia mengkritik pemerintah yang tidak memiliki landasan kuat dalam pengambilan kebijakan penanganan pandemi. Seharusnya, pemerintah mempertimbangkan berbagai proses penelitian ilmiah yang terjadi di lapangan. Dan bukan berlandaskan perkiraan saja.
"Jangan kira-kira rakyat tidak disiplin, kira-kira pada keluyuran, jangan kira-kira. Kita harus cari betul, kematian sebelum divaksin dan kematian setelah vaksinasi berjalan," ungkap Siti.
ADVERTISEMENT
5. Pemerintah Menebar Ketakutan
Dalam wawancara terbaru di kanal YouTube Deddy Corbuzier yang tayang 8 Juli lalu, ia menyebut pemerintah kini hanya menebar ketakutan terkait COVID-19 ke rakyatnya.
"Ketakutan terhadap COVID itu lebih berbahaya dari virusnya. Karena angka bunuh diri naik, angka perceraian naik, belum lagi dampaknya terhadap anak. Anak-anak itu sangat kasihan belajar online, padahal itu kan estafet generasi yang membangun bangsa. Kalau dari kecil seperti ini, saya enggak tahu nanti seperti apa," tuturnya.
Siti ikut menyayangkan masih banyak hoaks dan berita negatif soal corona yang bermunculan di tengah masyarakat.
6. Ketakutan Karena Banyak yang Meninggal
Masih dalam wawancara bersama Deddy Corbuzier, Siti Fadilah mengungkapkan ketakutannya karena penularan virus corona makin tidak terkendali.
ADVERTISEMENT
"Sebentar-sebentar ada yang mati, dokter-dokter yang mati, nakes banyak, menurut saya menakutkan,” kata dia.
Ia berpendapat pemerintah harus bertindak lebih cepat lagi untuk menanggulangi virus tersebut. Ia juga menyatakan tidak akan menutup diri jika diminta untuk membantu pemerintah.
"Tergantung mereka membutuhkan atau tidak, saya sudah tua barangkali hanya memberikan nasihat," tutup Siti.