Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
6 Warga yang Diserang 45 Anggota TNI di Deli Serdang Sudah Keluar RS
13 November 2024 14:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kodam I Bukit Barisan menyebut korban penyerangan 45 oknum TNI di Deli Serdang berangsur membaik. 6 dari 9 korban yang sebelumnya dirawat di RS Putri Hijau sudah boleh pulang.
ADVERTISEMENT
Data ini direvisi oleh Kodam I BB yang sebelumnya menyebut hanya 8 warga yang dirawat. Namun, mereka yang sudah keluar RS tetap dijadwalkan untuk kembali kontrol ke RS Putri Hijau.
“Kodam I/BB menanggung seluruhnya biaya pengobatan hingga sembuh, termasuk untuk fasilitas antar-jemput pelaksanaan kontrol kesehatan ke RST Putri Hijau Medan ini,” kata Pangdam I Bukit Barisan, Mochammad Hasan, Rabu (13/11).
“Khusus kepada ibu yang suaminya masih dirawat dan menjadi tulang punggung keluarga, nanti akan dikirimkan bantuan beras dan sembako untuk membantu keluarga,” sambungnya.
Selain itu, ia menyebut Pomdam I BB masih memeriksa 45 personel TNI tersebut.
Selain 9 luka, 1 orang tewas akibat peristiwa yang terjadi di Kecamatan Sibiru-biru itu pada Jumat malam (8/11) itu.
ADVERTISEMENT
“Salam hormat dari kami dan seluruh anggota Kodam I/Bukit Barisan ini kepada keluarga di rumah. Sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dari kami kepada keluarga dan masyarakat. Dan Proses pemeriksaan kepada oknum TNI-AD masih berjalan ,” kata dia.
Untuk itu, belum ada penetapan status tersangka terhadap oknum yang diduga terlibat.
Motif penyerangan
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjelaskan duduk perkara penyerangan itu.
"Jadi memang diawali oleh anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor, ditegur sama anggota karena mengganggu-meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan raya juga," kata Agus saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jaktim, Senin (11/11).
Agus menegaskan, anggota kemudian menegur lalu terjadi cekcok.
"Jadi anggota Kodam I menegur, (yang ditegur) tidak terima, terjadi adu mulut, dan kemudian maka terjadilah perkelahian massal," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya kita sepakat, ya, geng-geng motor ya semacam itu harus ditertibkan karena meresahkan masyarakat, mengganggu jalan-jalan umum, paling banyaknya juga motornya bodong, saya waktu Pangdam itu kalau hari libur saya tarik, saya potong-potong, kebanyakan bodong. Ya semuanya sepakat itu harus kita tertibkan," ujar Agus.