Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Antapani kini punya wajah baru. Sebuah jembatan dengan bentuk rupa mural di dinding-dinding mewarnai kelabunya langit Selasa (7/2) siang itu.
ADVERTISEMENT
Jembatan ini kemudian dijuluki 'Pelangi' oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Ada berbagai motif mural yang mewarnai jembatan ini. Motif mural dibuat oleh John Martono, pelukis abstrak Kota Bandung lulusan ITB.
John membuat mural ini dari pecahan-pecahan keramik berbentuk mozaik dengan berbagai warna seperti biru, hijau, oranye yang saling menyambung satu sama lain.
Tinggi jembatan ini menjulang 5,1 meter dan membentang di atas Jalan H Ibrahim Adjie sepanjang sekitar 22 meter pada bentang tengahnya.
Dika, seorang pedagang kelapa muda di sekitar Jembatan Pelangi ini mengakui keberadaan jembatan sudah cukup mengurai kemacetan yang sering terjadi di perempatan tersebut.
"Bisa efektif bisa enggak sih, cuma macet yang dari arah Jalan Terusan Jakarta udah terurai lah, paling tinggal yang menuju ke arah Kiaracondong aja masih suka macet kalau sore," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jembatan Pelangi diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla Januari lalu. Uniknya jembatan ini merupakan yang pertama menggunakan konstruksi baja bergelombang dengan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) dan baja jenis corrugated.
Ima (36), salah satu pengendara sepeda motor yang setiap hari melewati perempatan ini mengaku cukup senang akan adanya fly over tersebut. Dirinya menyambut positif pembangunan jembatan yang telah menelan biaya Rp 35 miliar itu.
"Cukup senang yah, karena udah enggak macet lagi, paling weekend aja sih masih agak padat, tapi enggak separah dulu," ujar wanita berjilbab ini kepada kumparan di sela menunggu lampu merah.
Ikon baru Kota Bandung ini sekaligus mengubah wajah perempatan yang dulunya macet, kumuh, ramai pedagang asongan dan sampah yang berserakan menjadi sebuah jembatan yang unik dengan mural yang ekspresif. Jalan layang ini sengaja dibangun untuk mengurai kepadatan di perempatan Jalan Ibrahim Adjie-Jalan Terusan Jakarta.
ADVERTISEMENT
Menurut pantauan sejak Selasa pagi hingga siang, tak ada aktivitas pedagang yang mencolok seperti sebelumnya. Arus lalu lintas pun lancar dari berbagai arah. Hanya saja ada beberapa angkot nomor 31 rute Antapani-Ciroyom yang ngetem menunggu penumpang di sisi jalan dan petugas Dinas Perhubungan yang sedang memperbaiki rambu yang rusak.