Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Adik Eks Bupati Jembrana: Kami Ikhlas, Walau Meninggal Tak Wajar
15 Agustus 2024 11:45 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ida Bagus Lilik Sudirga curiga kematian kakaknya, Mantan Bupati Kabupaten Jembrana Ida Bagus Ardana (84) dan istrinya, Sri Wulan Trisna (64) diduga tidak wajar.
ADVERTISEMENT
Namun, keluarga memutuskan mengikhlaskan kematian pasutri lansia ini dan dikremasi pada Kamis (15/8) pagi ini.
"Intinya kami dari pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian beliau, walaupun dengan cara yang menurut kami kurang wajar," katanya di Krematorium Kerta Semadi di Mumbul, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis (15/8).
Lilik mengatakan, pasutri lansia ini sempat tinggal bersama dengan anak bungsu bernama Tasya di rumah mereka di Jalan Gurita IV, Nomor 6, Kota Denpasar, Bali. Lilik tidak mengetahui kabar tentang Tasya dan kedua almarhum sebelum dinyatakan tewas.
"Kalau tidak salah almarhum sama anaknya yang paling kecil yang perempuan yang sudah menikah. Waktu peristiwa, soal anaknya tidak di rumah atau bagaimana itu belum tahu, ada di rumah atau ikut sama suaminya, itu yang menjadi persoalan, biasanya almarhum tidak berdua saja tinggal," katanya.
Semasa hidupnya, Ida Bagus Ardana menikah dua kali. Ida Bagus Ardana memiliki dua anak laki-laki dengan istri pertama. Kedua anak laki-lakinya telah menikah. Ada yang merantau ke Kalimantan dan ada yang di Bali.
ADVERTISEMENT
Ida Bagus Ardana menikah dengan Sri Wulan Trisna setelah istri pertamanya meninggal. Ida Bagus Ardana dan Sri Wulan Trisna memiliki anak perempuan bernama Tasya.
Lilik tidak mengetahui secara detail penyakit yang diderita Ida Bagus Ardana. Setahunya, Ida Bagus Ardana memiliki sakit pada kaki yang menahun, sedangkan Sri Wulan tidak mengalami sakit akut.
"Tidak ada sakit dibilang, cuma di kaki aja ada masalah," katanya.
Hingga saat ini, polisi belum mengungkap sebab kematian pasutri lansia ini. Lilik berharap polisi segera mengumumkan hasil autopsi untuk mengetahui penyebab kematian pasutri lansia ini.
"Kami selengkapnya keluarga besar mengharapkan supaya proses ini dibuka selebar-lebarnya oleh kepolisian, dan setelah itu mudah-mudahan tidak ada kesalahan," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry mengatakan, Ida Bagus Ardana adalah Bupati Jembrana Periode 1980-1990. Ida Bagus Ardana juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pendapatan Daerah Bali.
Salah satu prestasi dari Ida Bagus Ardana adalah berhasil mengeluarkan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) agar tidak masuk dalam koperasi dan dikelola oleh desa adat.
ADVERTISEMENT
"Beliau orang yang setia kawan, orang yang profesional dalam bekerja dan memiliki loyalitas tinggi. Saat itu ada UU Nomor 7 tahun 92 yang mewajibkan LPD itu masuk sebagai BPR atau koperasi, kami berdua lah yang mengawal itu agar jangan LPD itu dimasukkan ke BPR dan selamat," katanya.
Ditemukan meninggal bersamaan
Penemuan jenazah keduanya ini bermula dari laporan warga dan menantu Ida Bagus Ardana ke Kepala Lingkungan Karya Darma Putu Gede Igar Bramandika, pada Kamis (8/8) sekitar pukul 18.35 WITA.
Menantu Ida Bagus Ardana mendapati rumah dalam keadaan tertutup dan bau menyengat. Mereka kemudian menghubungi Babinsa lalu membuka paksa rumah dan mencari keberadaan kedua lansia itu.
Ida Bagus Ardana ditemukan tergeletak di dekat pintu dapur, sedangkan Sri Wulan Trisna telentang di tempat tidur.
ADVERTISEMENT