Afi Nihaya: Saya Hanya Satu Kali Lakukan Plagiarisme

12 Juni 2017 9:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Afi Nihaya di Kampus UGM. (Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Afi Nihaya di Kampus UGM. (Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah)
ADVERTISEMENT
Afi Nihaya Faradisa, kembali mengunggah status di Facebooknya terkait isu plagiarisme tulisan-tulisannya pada Senin (11/6) malam. Afi menegaskan bahwa dari ratusan tulisan karyanya, hanya satu tulisan yang merupakan hasil plagiarisme.
ADVERTISEMENT
Tulisan dari akun Mita Handayani, diakui Afi adalah tulisan yang pernah ia plagiat.
"Benar, saya mencatut beberapa paragraf dari tulisan di akun Mita Handayani dengan menambahkan sendiri beberapa paragraf yang berisi gagasan pribadi, kemudian mempostingnya kembali di akun saya dengan judul "Belas Kasih dalam Agama Kita" pada bulan Mei lalu," tulis Afi.
"Dari ratusan tulisan dan beberapa di antaranya yang telah saya posting di dunia maya, hanya satu tulisan itulah yang bukan tulisan saya sendiri. Yang lainnya, termasuk tulisan berjudul "Warisan" yang membuat saya viral, adalah tulisan saya sendiri."
Melalui postingan tersebut, remaja asal Banyuwangi itu juga menyampaikan permintaan maafnya kepada semua pihak yang merasa dirugikan atas perbuatannya.
ADVERTISEMENT
"Saya mengakui hal tersebut sebagai sebuah kesalahan. Saya juga tidak akan membela diri dengan mengatakan bahwa Nabi pun juga pernah bersalah, atau mengatakan bahwa saya sama seperti anak 18 tahun di luar sana yang bisa saja melakukan kesalahan," tulis Afi yang follower Facebook-nya lebih dari dua ratus ribu orang itu.
Menurut Afi, dirinya sudah berkomunikasi dengan Mita sang pemilik akun sebelum isu plagiarisme tersebut ramai diperbincangkan publik.
"Sebenarnya, tak seorang pun tahu bahwa saya telah meminta maaf dan berkomunikasi dengan akun Mita jauh sebelum hal ini meledak di media. Saya dan beliau baik-baik saja," kata dia.
ADVERTISEMENT
Namun meski telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Mita, menurut Afi, caci maki netizen tak juga berhenti menyerangnya.
"Saya paham bahwa beberapa orang mungkin tidak menyukai gagasan-gagasan tentang kebinekaan yang saya bawa, tapi itu bukanlah sebuah pembenaran untuk melontarkan fitnah dan kebohongan macam-macam. Siapa pun bisa mengedit sebuah gambar seolah itu adalah screenshoot, kemudian menuding bahwa tulisan-tulisan saya sendiri adalah hasil plagiarisme," kata Afi.
Akun Facebook Afi Nihaya Faradisa, juga banyak yang dipalsukan. Sejumlah akun palsu itu, kata Afi, mengunggah postingan kontroversial yang memicu serangan netizen.
"Seakan-akan itu semua belum cukup, akun saya juga banyak dipalsukan dan orang-orang menyerang saya karena postingan tidak bertanggungjawab dari si pemalsu itu. Orang ramai-ramai menulis tentang saya, padahal kenal saja tidak. Meme, gambar, dan video-video berisi fitnah serta hinaan bertebaran, tak hentinya datang," ujar Afi.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi dan Afi Nihaya (Foto: Agus Suparto/Fotografer Kepresidenan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi dan Afi Nihaya (Foto: Agus Suparto/Fotografer Kepresidenan)
Dampak dari fitnah yang menerpanya itu, kata Afi, dirinya kehilangan banyak hal dari teman hingga guru. Bahkan, kata dia, ada sebuah postingan tulisan panjang di media sosial tentang arti namanya yang berkonotasi negatif.
"Dan anehnya, banyak saja yang percaya. Dengarkan saya sekali saja, tidak semua berita (dari media maupun bukan) tentang saya adalah benar. Tidak semua pernyataan/kutipan yang disebarkan orang, seolah itu semua dari diri saya (terutama yang menyangkut SARA) adalah benar," kata Afi.
Di akhir statusnya, Afi memohon kepada para netizen dan semua orang untuk menghentikan perilaku bullying kepadanya. Remaja lulusan SMAN 1 Gambiran itu ingin bisa beribadah dengan tenang di bulan Ramadhan ini.
"Tiap detik saya harus menerima pesan bernada sinis, bully, merendahkan, bahkan ancaman ke akun FB, Instagram, atau WhatsApp saya (sampai saya harus ganti nomor baru). Sampai hari ini, jumlahnya puluhan ribu. Belum lagi yang ada di kolom komentar," ungkap Afi.
ADVERTISEMENT
"Sebegitu besarkah kesalahan saya? My heart breaks, a lot. Anda mungkin tidak akan memahami ini sebelum mengalami sendiri. Tolong hentikan itu semua selama Ramadhan saja. Keinginan saya sederhana, ingin ibadah dengan bernafaskan ketenangan," lanjutnya.
Afi juga berharap tak ada remaja lain yang menjadi korban bullying seperti dirinya.
"Saya mungkin masih bisa survive, tapi saya mohon jangan pernah lakukan hal yang sama kepada anak-anak lain hanya karena anda melihat saya masih hidup sampai hari ini."
Klarifikasi Afi di atas sebenarnya belum menjawab kabar berikutnya. Sebab, baru-baru ini media sosial diramaikan dengan kabar bahwa Afi memplagiat hasil karya orang lain lagi.
Afi pada tanggal 6 Mei 2017 mengunggah puisi di akun Facebook-nya yang berjudul 'Pernahkah Kau'. Puisi yang ditulis Afi ini ternyata diketahui merupakan karya Tifanny Blenvis dalam bukunya yang berjudul 'Chicken Soup for The Soul'.
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) berusaha untuk mengonfirmasi hal ini kepada Afi, namun sejak Minggu (11/6) belum ada respons dari yang bersangkutan. Postingan dia soal puisi itu pun sudah menghilang dari akun Facebook-nya.