Agum Gumelar Tanggapi Megawati soal Orba: Mungkin Sedang Panik

1 Desember 2023 20:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum PEPABRI Agum Gumelar usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (22/5/2023).  Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PEPABRI Agum Gumelar usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (22/5/2023). Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
Dewan Pembina TKN Prabowo-Gibran, Agum Gumelar menilai adanya narasi masa orde baru yang didengungkan di awal masa kampanye oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan cawapres nomor urut 2 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bentuk kepanikan.
ADVERTISEMENT
"Itu yang melontarkan itu kan tentunya kalau menurut saya mungkin dalam suasana panik. Ya dalam suasana kurang. Ya suasana panik mungkin ya," kata Agum kepada wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (1/12).
Agum menilai, terlalu terburu-buru apabila mengecap pasangan Prabowo-Gibran seperti Orde Baru ataupun neo-orba. Menurutnya, Prabowo selalu membawa narasi yang damai.
"Kita lihat aja sekarang apa yang disampaikan visi misinya Pak Prabowo dan bagaimana sikap Pak Prabowo sekarang, saya mendengar bahwa siapa pun yang akan menang dalam Pilpres ini supaya bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, itu satu ungkapan yang betul-betul tulus dari hatinya, dari situ kan kita bisa lihat," ujar dia.
Dalam Pemilu 2024 ini, Agum meminta agar tidak ada pihak yang saling menjelekkan satu sama lain. Semua paslon menurutnya baik.
ADVERTISEMENT
"Lemparkan aja visi misi yang positif kepada masyarakat kita, yang bisa diterima oleh masyarakat kita. Jangan menjelek-jelekkan yang lain, itu tidak sehat cara-cara menjelek-jelekkan yang lain," terangnya.

Megawati dan Cak Imin Singgung Orde Baru-Neo Orba

Orde Baru Ramai didengungkan di awal masa kampanye Pemilu 2024. Adalah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan cawapres nomor urut 02 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang meramaikan.
Megawati mengaku jengkel di penguasa saat ini. Tanpa menyebut siapa, ia bilang, baru berkuasa sudah seperti Orde Baru.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pengarahan bersama Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/11).
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menghadiri Rakornas relawan Ganjar-Mahfud di Jiexpo Kemayoran, Senin (27/11/2023). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
"Mestinya Ibu enggak boleh ngomong gitu, tapi sudah jengkel tahu enggak?" kata Megawati.
"Kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru," lanjut Megawati.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Megawati menyebut seperti tidak dihormati. Namun, ia tidak menyinggung siapa pihak yang tidak menghormatinya.
"Kadang-kadang, ya, kadang-kadang apa, ya? Saya manusia juga, dong. Tetapi, ya, bayangkan, kok, saya tidak seperti dihormati, ya? Lho, kenapa? Lho, saya jelek-jelek pernah Presiden, lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia, lho," kata dia.
Sementara itu Cak Imin mengingatkan bahaya akan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang dapat merusak Indonesia. Hal ini yang kemudian dikaitkannya dengan masa sekarang tak boleh lagi seperti Orde Baru.
"Salah satu bahaya nasional adalah tumbuh berkembangnya KKN, kolusi, korupsi, nepotisme," kata Cak Imin di kawasan Bintaro Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (30/11).
"Orde baru itu jatuh karena KKN. Karena nepotisme," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Cak Imin lalu meluruskan pernyataannya yang sempat menyebut Indonesia terancam jika AMIN tak menang dalam pilpres mendatang. Dia mengaku pernyataan itu untuk internal kadernya.
"Nah kita warning kepada kader, sebetulnya internal kita lah, supaya kita harus kerja keras agar KKN itu tidak menjamur. Karena kalau KKN masih menjamur masa depan bangsa kita akan bahaya," tutupnya.