Ahli Minta Pemerintah Tetapkan Status yang Jelas Tentang Situasi Ciki Ngebul

12 Januari 2023 11:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. Tjandra Yoga Aditama. Foto: FKUI
zoom-in-whitePerbesar
Prof. Tjandra Yoga Aditama. Foto: FKUI
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sempat menyebut peristiwa keracunan ciki ngebul yang terjadi pada puluhan anak di Jawa Barat sebagai status Kejadian Luar Biasa (KLB) . Tak lama status itu diralat dan disebut bukan KLB.
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi, Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pemerintah harus memberikan status situasi kesehatan yang jelas atas kejadian ciki ngebul.
"Tentu perlu ada status yang jelas tentang situasi kesehatan masyarakat akibat kejadian yang sekarang ini, sesuai peraturan yang ada dan gradasi masalahnya. Juga akan baik dikaji secara mendalam antara Kementerian Kesehatan, Badan POM dan pihak terkait lainnya, bukan tidak mungkin juga unit pemerintah yang menangani UMKM di lapangan," kaya Tjandra dalam keterangannya, Kamis (12/1).
Tjandra menjelaskan bahwa pengunaan nitrogen cair yang menyebabkan makanan mengeluarkan asap, seharusnya tidak dijual seperti praktik sekarang ini.
"Menurut ahli makanan, penggunaan nitrogen cair pada makanan memang dapat jadi berbahaya bila digunakan tidak sesuai aturannya. Tetapi kalau digunakan dengan baik maka dapat tidak berbahaya," katanya.
Ilustrasi es chiki ngebul. Foto: The Image Party/Shutterstock
Tjandra menjelaskan bahwa FDA Amerika Serikat telah menyatakan bahwa makanan yang dipersiapkan dengan nitrogen cair bisa menyebabkan dampak tidak baik untuk kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Kecelakaan paparan kontak langsung dengan nitrogen cair dapat menyebabkan luka bakar akibat gas yang dingin ini, karena itu disebut 'frostbite' atau radang dingin. Juga dapat terhirup atau tertelan secara tidak sengaja (accidental inhalation or ingestion) yang dapat menyebabkan gangguan saluran dan sistem pernapasan bahkan sampai asfiksia, dan juga perforasi (atau luka berlubang) pada saluran cerna, yang semuanya terjadi karena paparan yang amat dingin dari nitrogen cair," kata Tjandra.
Ia menjelaskan bahwa bila akan memakan makanan yang disiram nitrogen cair, harus menunggu sampai nitrogen itu benar-benar menghilang menjadi gas.
"Beberapa jenis makanan beku tertentu juga menggunakan nitrogen cair untuk memprosesnya, tetapi memang kemudian diproses sedemikian rupa sehingga nitrogen cairnya sudah menguap seluruhnya dan baru kemudian dijual ke konsumen," katanya.
ADVERTISEMENT