Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ahli Psikiatri RSCM: Judi Online Sebabkan Kerusakan Otak
15 November 2024 14:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dari Januari-Oktober 2024, ada 126 pasien rawat jalan dan 46 pasien rawat inap di RSCM, Jakarta akibat kecanduan judi online. Mereka mengalami kerusakan otak.
ADVERTISEMENT
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Departemen Psikiatri RSCM Dr. Kristiana Siste di RSCM, Jakarta pada Jumat (15/11). Katanya, pemulihan mereka membutuhkan obat-obatan karena ada kerusakan otak.
“Jadi karena ada kerusakan otak juga, sehingga tata laksananya itu juga melibatkan obat-obatan untuk mengurangi keinginan bermain judi,” ujarnya.
Mereka juga diberikan terapi kognitif perilaku karena pikiran ingin bermain judi adalah pemikiran yang salah.
“Lalu karena ada pikiran yang salah, dia seperti tidak terkontrol untuk bermain judi, ada psikoterapi yang namanya terapi kognitif perilaku,” ucapnya.
Terakhir, mereka diberikan gelombang elektromagnetik di otak bagian depan untuk membangun stop system di otak, agar berhenti bermain judi.
“Dan juga karena ada kerusakan otak bagian depan, sehingga tidak bisa mengendalikan perilaku, maka ada modalitas terapi terkini namanya transmagnetic stimulation,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi dialirkan gelombang elektromagnetik yang bisa mengaktifkan stop system di otak bagian depan, sehingga orang tersebut bisa mengendalikan perilakunya,” sambungnya.
Kata Siste, kecanduan judi online sama seperti kecanduan narkoba. Bedanya, judol tak memasukkan zat apa pun ke dalam tubuh.
“Jadi artinya judi itu sama seperti narkoba. Kalau narkoba itu kan ada zat yang masuk ke dalam otak. Tapi kalau pada judi itu tidak ada zat yang masuk ke dalam otak,” ucapnya.
Namun, kata Siste, ketika orang berjudi ada sistem reward yang aktif di otak. Sistem itu akan mengaktifkan dopamine.
“Tapi ketika seseorang melakukan judi, maka dia mengaktifkan sistem reward di otak. Jadi sistem reward di otak itu akan mengaktifkan zat kimia yang namanya dopamine. Dopamine itu adalah rasa zat kimia di otak yang membuat rasa senang itu sangat tinggi sekali,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Rasa senang dari dopamine membuat orang bermain judi secara terus-menerus karena mendapat rasa senang yang sangat tinggi.
“Rasa excitement atau rasa senang itu sangat tinggi sekali. Sehingga orang tersebut merasa dengan bermain judi, aku akan mendapatkan rasa senang yang sangat tinggi. Nah, ketika rasa senang itu didapatkan, maka dia akan melakukan perilaku judi berkali-kali,” ucapnya.
Bila mereka tak bermain judi, menurut Siste, mereka akan merasa cemas dan denyut nadinya akan meningkat.
“Tapi gejala fisiknya kalau misalnya dia tidak berjudi, itu ada yang kayak seperti cemas sekali sampai heart rate itu denyut nadinya menjadi meningkat,” jelasnya.