Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Akali Kekurangan Ruang Kelas, Unsika Karawang Akan Pakai 40 Kontainer
17 Desember 2024 12:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) memanfaatkan kontainer atau peti kemas sebagai ruang kelas belajar mahasiswa. Pilihan itu diambil karena pihak kampus kekurangan ruang kelas.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di lokasi, puluhan kontainer atau peti kemas itu berjejer rapi di area lapangan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) 2 di Jalan Lingkar Luar Tanjung Pura (Jalan Baru) Karawang, Jawa Barat. Unsika ini sudah berstatus PTN.
Kontainer bercat merah tersebut disusun mengisi sudut-sudut lapangan. Kontainer itu pun nampak "disulap" dengan dipasang jendela alumunium dan plafon khas ruang kelas.
Humas Unsika, Anna Rosmalina, menjelaskan bahwa pengadaan kotak kontainer itu untuk mengakali kekurangan 62 ruang kelas. Alih-alih menyewa gedung, penggunaan kontainer menurutnya menjadi langkah cepat dalam menyediakan kelas darurat.
"Total 40 kontainer untuk kelas, ruang dosen, ruang rapat, toilet, kantin dan gudang. Kontainer digunakan agar lebih cepat menyediakan ruang kelas," kata dia saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (13/12).
ADVERTISEMENT
"1 kelas 2 kontainer digabung, kapasitas 30 mahasiswa," tambah dia.
Pengadaan Rp 5 Miliar
Anna mengungkap pengadaan kontainer ini dilakukan melalui sistem e-katalog dengan nilai Rp 5 miliar. Nantinya kontainer tersebut akan menjadi aset Barang Milik Negara (BMN) Unsika.
"Dibeli melalui sistem e-katalog, nilainya sekitar Rp 5 M lebih," kata Anna.
Disinggung soal sejauh mana tumpukan kontainer ini dipakai sebagai tempat belajar, Anna tak menjawab. Dia hanya bilang penyusunan kelas dalam kontainer itu masih dalam proses perapihan.
"Ini dalam proses perapihan," singkatnya.
Dikritik alumni
Ketua Ikatan Alumni Unsika, Nace Permana, menyesalkan adanya pengadaan kontainer untuk ruang kelas tersebut. Dia menilai kekurangan ruang kelas tak semestinya diakali dengan pembelian kontainer.
"Ini perlu ditanyakan kepada pihak rektorat tujuan memakai kontainer ini apa, demi penghematan atau memang ada tujuan lain. Kalau dalihnya karena tidak ketersediaan kelas saya pikir bisa cari solusi lain tidak harus memakai kontainer," ujar Nace.
ADVERTISEMENT
"Apa memang mau bikin gebrakan tersendiri supaya viral atau apalah yang jelas ini perlu dipertanyakan alasan memakai kontainer ini apa," kata dia.
Nace mengaku keheranan anggaran sebesar Rp 5 miliar harus dihabiskan hanya sekadar membeli kontainer. Padahal persoalan kekurangan ruang kelas sudah semestinya diantisipasi sejak awal penerimaan mahasiswa baru.
"Kan kalau misal ruangnya sempit tidak tercukupi ruang kelas kenapa tidak diperhitungkan dari awal, kan penerimaan mahasiswa baru itu ada periodiknya, tidak tengah tahun dan tidak asal-asalan menerima. Artinya ketika kita nerima seribu orang kita sudah mengukur ketersediaan kelas itu untuk seribu orang," kata Nace.