Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Eks Kapolsek Pasirwangi AKP Sulman Aziz menarik ucapannya soal adanya penggalangan masa oleh Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna untuk capres 01 Joko Widodo. Ia mengucapkan hal itu usai menghadap ke Polda Jabar.
ADVERTISEMENT
"Saya hadir di Polda ini bukan ditangkap. Saya hadir bersama anak dan istri saya karena hari ini adalah saatnya saya menghadap ke Polda Jawa Barat setelah saya dimutasikan dari Polsek Pasirwangi," jelas Sulman dalam jumpa pers di Mapolda Jabar di Bandung, Senin (1/4).
Ia mengaku khilaf dan kalut saat mengucapkan hal ini pada konferensi pers di Lokataru, Minggu (31/3). Sulman meyakini, dalam Pemilu 2019, Polri bersikap netral.
"Saya yakin kepolisian itu lembaga yang netral, apalagi dalam ajang Pilpres 2019 ini. Dikuatkan lagi sudah ada dua TR (Telegram) yang disampaikan bahwa Polri harus netral dalam setiap pemilu. Itu saja yang saya sampaikan," ungkap dia.
Sebelumnya, Sulman menyampaikan Kapolres Garut AKBP Budi, memobilisasi massa untuk memenangkan pasangan capres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf. Sulman bahkan mengatakan Budi memerintahkan jajaran kapolsek di bawahnya untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
"Beberapa kali saya dipanggil oleh Kapolres untuk pendataan terhadap dukungan masing-masing calon. Kami diperintahkan untuk melakukan penggalangan," ungkap Sulman di Kantor Hukum dan HAM Lokataru, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (31/3). Sulman didampingi oleh Haris Azhar, Direktur Kantor Hukum dan HAM Lokataru.
"Kami diancam, para kapolsek, kalau seandainya di wilayah kami bertugas paslon 01 kalah, maka kami akan dipindahkan," imbuhnya.