Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Alasan-alasan di Balik Belanda yang Akui Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945
16 Juni 2023 8:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Belanda secara resmi mengakui 'sepenuhnya tanpa syarat' kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setidaknya hingga 2005, pengakuan tersebut hanya sebatas secara politik dan moral.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan pengakuan resmi pertama dari pihak Belanda selama 78 tahun.
Dikutip dari media Belanda NU, hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Mark Rutte pada Rabu (14/6) dalam sesi debat-diskusi di parlemen terkait penyelidikan dekolonisasi di Indonesia pada 1945-1950.
"Belanda mengakui sepenuhnya tanpa syarat bahwa Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Kami melihat proklamasi sebagai fakta sejarah," ujar Rutte.
Rutte mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir peristiwa 17 Agustus 1945 memang sudah menjadi perdebatan panas di jajaran pemerintah Belanda.
Sebab, selama ini Den Haag mengakui kemerdekaan Indonesia jatuh pada 17 Agustus 1949, ketika pihaknya menyerahkan kedaulatan Indonesia atas desakan kuat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar.
Selama ini pula, Raja Belanda Willem-Alexander secara rutin mengirimkan telegram kepada pemerintah Indonesia setiap 17 Agustus. Dia mengakui Indonesia secara 'de facto' telah merdeka pada 1945, tetapi tetap secara resmi menggunakan tahun 1949.
ADVERTISEMENT
Meski telah mengakui 'sepenuhnya tanpa syarat', tetapi menurut juru bicara Rutte, secara hukum Belanda tetap berpegang pada 1949.
"Kedaulatan telah dialihkan pada tahun 1949. Kita tidak bisa membalikkan hal itu," ujarnya.
Proklamasi 17 Agustus 1945 Fakta Sejarah
Dubes Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns menyebut ada alasan kuat mengapa mereka akhirnya mengakui 17 Agustus 1945. Grijns menyatakan bahwa itu adalah fakta sejarah.
"Kami melihat proklamasi sebagai fakta sejarah," kata Grijns lewat pernyataan yang disampaikan kepada kumparan, Kamis (15/6).
Grijns menambahkan, selama bertugas menjadi Dubes di Indonesia ia berulang kali menghadiri HUT Kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus.
"Raja kami juga menyampaikan selamat lewat telegram setiap tanggal 17 Agustus," ucap Grijns.
Janji Belanda Usai Akui Proklamasi 17 Agustus 1945
Usai mengakui 'sepenuhnya tanpa syarat' proklamasi 17 Agustus 1945, Perdana Menteri Mark Rutte berjanji siap bekerja sama lebih erat dengan RI terkait perayaan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan Dubes Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns, pada Kamis (15/6).
"PM Rutte, saat ditanya oleh anggota parlemen berjanji akan melihat bersama Presiden Joko Widodo, bagaimana Belanda dapat terlibat lebih pada perayaan kemerdekaan Indonesia," ucap Grijns.
"Itu bila ada permintaan dari sisi Indonesia," sambung dia.
Jokowi Beri Tanggapan
Presiden Jokowi menanggapi positif sikap Belanda yang mengakui 'sepenuhnya tanpa syarat' kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
"Ya, bagus," kata Jokowi di Pasar Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (15/6).
Namun, Jokowi akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan Menlu Retno Marsudi. Sebab, pengakuan Belanda itu akan berdampak ke banyak hal.
"Tapi nanti kita lihat. Saya minta masukan dulu dari Menlu karena impact-nya ke mana-mana," pungkasnya.
ADVERTISEMENT