Anak di AS Tembak Mati 2 Teman dan 2 Guru Sekolah, Ayahnya Ikut Didakwa

6 September 2024 13:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang meletakkan bunga di lokasi peringatan sementara di Sekolah Menengah Atas Apalachee sehari setelah penembakan fatal yang menewaskan empat orang di Winder, Georgia, AS, 5 September 2024. Foto: Elijah Nouvelage/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang meletakkan bunga di lokasi peringatan sementara di Sekolah Menengah Atas Apalachee sehari setelah penembakan fatal yang menewaskan empat orang di Winder, Georgia, AS, 5 September 2024. Foto: Elijah Nouvelage/Reuters
ADVERTISEMENT
Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun menembak mati dua teman dan dua gurunya di Apalachee High School Georgia, Amerika Serikat, pada Rabu (4/9). Ia kemudian didakwa atas penembakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Imbas lainnya, menurut pernyataan pihak berwenang pada Kamis (5/9), sang ayah juga menghadapi dakwaan atas kelalaian yang menyebabkan tragedi ini.
Pelaku yang juga masih berstatus pelajar itu bernama Colt Gray.
Colt Gray, 14 tahun, terlihat dalam foto kantor polisi yang dirilis pada 5 September 2024 oleh Kantor Sheriff Barrow County setelah penembakan di Sekolah Menengah Atas Apalachee di Winder, Georgia, A.S. Foto: Androscoggin County Sheriff's Office/Handout via Reuters
Selain korban tewas, sembilan anak lainnya mengalami luka-luka dan kini masih dalam proses pemulihan.
Tersangka kini menghadapi empat dakwaan pembunuhan tingkat pertama. Namun, otoritas Biro Investigasi Georgia (GBI) mengumumkan bahwa ia akan diadili sebagai orang dewasa.
Dalam perkembangan kasus, ayah pelaku, Colin Gray (54 tahun), juga ikut didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tidak disengaja, dua tuduhan pembunuhan tingkat dua, dan delapan tuduhan kekejaman terhadap anak-anak.
Colin Gray, 54 tahun, ayah dari tersangka pelaku penembakan di Apalachee High School yang berusia 14 tahun, Colt Gray, berpose untuk foto pemesanan polisi dalam foto selebaran tidak bertanggal yang dirilis pada tanggal 5 September 2024. Foto: Androscoggin County Sheriff's Office/Handout via Reuters
Direktur GBI, Chris Hosey, menyatakan bahwa Colin "dengan sadar" membiarkan anaknya memiliki senjata api yang kemudian digunakan untuk penembakan massal.
ADVERTISEMENT
Sumber yang dikutip oleh CNN mengungkap bahwa senjata yang digunakan dalam tragedi tersebut, yakni senapan serbu model AR-15, dibelikan sang ayah untuk anaknya sebagai hadiah liburan.

Imbauan Pengawasan Orang Tua

Kasus ini kian menyoroti peran dan tanggung jawab orang tua di AS dalam insiden penembakan massal yang melibatkan anak di bawah umur.
Presiden Joe Biden, dalam pernyataannya di Wisconsin, dengan tegas mengecam kelalaian orang tua dalam mengamankan senjata api di rumah.
"Bagaimana bisa Anda memiliki senapan serbu di rumah, tidak terkunci, dan membiarkan anak Anda tahu di mana letaknya?" ujarnya, seperti dikutip dari AFP.
Menurut GBI, penyelidikan atas penembakan ini masih berlangsung dan proses autopsi terhadap keempat korban juga telah dilakukan untuk memperkuat bukti.
ADVERTISEMENT
Orang-orang meletakkan bunga di lokasi peringatan sementara di Sekolah Menengah Atas Apalachee sehari setelah penembakan fatal yang menewaskan empat orang di Winder, Georgia, AS, 5 September 2024. Foto: Elijah Nouvelage/Reuters
Kontrol senjata yang lemah dan mudahnya akses terhadap senjata berbahaya sering kali memicu tragedi serupa. Hal itu menuntut perhatian lebih dari para pembuat kebijakan.
Namun, hingga kini, upaya untuk memperketat regulasi senjata seringkali terhambat oleh lobi kuat dari National Rifle Association (NRA).
Meski mayoritas publik AS mendukung aturan yang lebih ketat, pada kenyataannya masih banyak tantangan untuk mewujudkan perubahan guna mencegah penembakan di lingkungan sekolah.