Anak Kena Pneumonia Mycoplasma Bisa Batuk 3 Minggu, tapi Tingkat Kematian Rendah

6 Desember 2023 14:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak menjalani pemeriksaan penyakit Pneumonia di sebuah rumah sakit di Hefei, provinsi Anhui, Tiongkok. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak menjalani pemeriksaan penyakit Pneumonia di sebuah rumah sakit di Hefei, provinsi Anhui, Tiongkok. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Kemenkes mengkonfirmasi 6 kasus anak kena pneumonia mycoplasma ditemukan di Jakarta. Mereka semua sudah sembuh setelah dirawat di rumah sakit atau diberi obat.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa sebenarnya gejala khas dari anak terkena pneumonia mycoplasma?
dr. Nastiti Kaswandani -dokter spesialis anak RSCM- mengungkap, penyakit ini umumnya diderita usia 3-12 tahun. Awalnya, mereka akan batuk-batuk dalam waktu yang cukup lama.
"Biasanya diawali demam, batuk. Batuk ini sangat mengganggu sehingga bisa 2-3 pekan menetapnya, kata Nastiti dalam diskusi virtual, Rabu (6/12).
Gejala berikutnya seperti influenza. Kata Nastiti, meski bergejala ringan, orang tua tetap diimbau waspada.
"Kemudian nyeri tenggorokan, sampai terkadang nyeri dada. Ada gejala fatigue atau lemas. Itu yang menonjol," jelas dia.
Namun di sisi lain, Nastiti menegaskan, mortalitas atau angka kematiannya rendah. Sehingga, masyarakat dimintanya tak panik.
"Sebetulnya mortalitas rendah, 0,5 sampai 2 persen, itu biasanya dengan komorbiditas. Mereka atau ahli luar negeri menyebutnya Walking Pneumonia. Karena kalau kena kena ini, anaknya jalan-jalan beraktivitas biasa. Bukan pneumonia khas pakai oksigen dan dirawat di rumah sakit," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar kasusnya rawat jalan dan pemberian obatnya minum," tutup dia.
---
Nastiti:
Penyakit ini bukan disebabkan bakteri berbeda dengan COVID-19 yang timbul karena virus baru muncul di 2019.
Mycoplasma sudah lama disebut sebagai salah satu bakteri penyebab pneumonia pada anak.
Di China lifting restriction, yang tadinya lokcdown dll kemudian muncullah virus dan bakteri termsuk Mycoplasma.
Tentu saja bukan ini, ada RSV, ada adenovirus, influenza. Ini angkanya naik signifikan karena surveilans mencari penyebab ISPAnya apa.
Sebelum pandemi pun, di China salah satunya, proporsi pneumonia mycoplasma paling tinggi di anak prasekolah sampai sekolah 30 persen, kalau bayi 5 persen.
Gejalanya apa? Mirip ISPA
Biasanya diawali demam, batuk. Batuk ini sangat mengganggu sehingga bisa 2-3 pekan menetapnya. Kemudian nyeri tenggorokan, sampai terkadang nyeri dada. Ada gejala fatigue atau lemas. Itu yang menonjol.
ADVERTISEMENT
Namun dibandingkan COVID-19, influenza, atau yang lainnya seperti pneumokokus, itu keparahan Mycolasma ini jauh lebih rendah dibanding tadi. Sehingga tidak perlu panik berlebihan.
Sebetulnya mortalitas rendah, 0,5 sampai 2 persen, itu biasanya dengan komorbiditas. Mereka di LN menyebutnya Walking PNeumonia. Karena kalau kena ini, anaknya jalan-jalan beraktivitas biasa. Bukan pneumonia khas pakai oksigen dan dirawat di rumah sakit.
Sebagian besar kasusnya rawat jelan dan pemberian obatnya minum.